Jumat 24 Feb 2017 18:30 WIB

Dunia Islam Jaga Geliat Dakwah Islam di Ghana

Muslim Ghana.
Foto: IST
Muslim Ghana.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sampai pada abad 15, orang-orang Eropa mulai berdatangan. Dimulai oleh bangsa Portugis pada tahun 1471. Kemudian, mereka akhirnya tinggal di tepi pantai yang diberi nama Elmina.

Berturut-turut diikuti orang Inggris, Belanda, dan Jerman. Awalnya, kehadiran bangsa Eropa ini adalah untuk berniaga, terutama emas, gading, dan budak. Ribuan orang Afrika dibawa dari kawasan ini tiap tahunnya untuk dijual di perkebunan di wilayah-wilayah jajahan.

Seiring dengan kegiatan dagang, bangsa Eropa sekaligus berusaha menyebarkan agama Nasrani. Selama berabad-abad, agama ini semakin dominan.

Walau demikian, Islam tak hilang sama sekali. Akar sejarah yang panjang membuatnya tetap bertahan kendati tidak terlampau besar. Dari data Pemerintah Ghana dan CIA Worldfact, umat Muslim di Ghana saat ini mencakup 16 persen jumlah penduduk yang sebanyak 20 juta jiwa. Adapun Nasrani 63 persen dan animisme sekitar 21 persen.

Komunitas Muslim kerap menolak paparan demografi ini. Menurut mereka, populasi umat Islam di negara yang memperoleh kemerdekaan dari Inggris tahun 1949 tersebut berkisar antara 30-40 persen.

Bahwa perbedaan angka masih diperdebatkan, boleh-boleh saja. Namun, pada kenyataannya, Islam terus berupaya mengukuhkan eksistensinya. Sejak tahun 80-an, negara-negara Timur Tengah telah mengucurkan bantuan untuk pembinaan agama, khususnya ke wilayah utara Ghana, kawasan mayoritas  Muslim. Mereka berharap, Ghana menjadi sayap Islam di kawasan Afrika Utara.

Karena itu, posisi umat Islam cukup kuat. Lembaga-lembaga keagamaan, pendidikan, dan sosial banyak bermunculan. Dari kesuksesan itu, sempat beredar ungkapan bahwa jika ingin sukses sebagai politikus ataupun pengusaha di wilayah utara, ada baiknya memeluk agama Islam.

Secara nasional, kedudukan umat cukup kuat. Sejumlah tokoh Islam pernah memangku jabatan penting di pemerintahan. Misalnya, Alhaji Aliu Hamaha adalah wakil presiden Ghana yang dilantik pada 7 Januari 2001. Tak hanya itu, mereka pun membina hubungan baik dengan umat agama lain, bahkan dikenal sebagai negara dengan toleransi terbaik di Afrika Utara.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement