Selasa 21 Feb 2017 07:00 WIB

Rasulullah dan Sahabat Menahan Lapar Saat Gali Parit di Madinah

Rasulullah
Foto: wikipedia
Rasulullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tak mudah bagi kaum Muslimin menggali parit sepanjang lebih dari lima kilometer itu di Madinah. Dalam Fathul Bari  dikisahkan,  pada saat itu kondisi Kota Madinah sangat dingin. Tak hanya itu, kaum Muslim pun kekurangan bahan makanan sehingga dilanda kelaparan.

Pada saat itu, persediaan bahan makanan bagi tentara sangatlah sedikit, yaitu gandum yang diaduk dengan minyak yang sudah busuk lalu direbus, papar Dr Akram Dhiya Al-Umuri dalam Shahih Sirah Nabawiyah. Meskipun bau dan rasanya tak enak, kaum Muslimin yang bertugas menggali parit itu terpaksa harus memakannya.

Maklum saja, mereka benar-benar kelaparan karena persediaan makanan sangat sedikit. Kadang-kadang, menurut Dr Akram, Nabi SAW serta para sahabat dari golongan Anshar dan Muhajirin tak kebagian makanan sehingga harus rela mengganjal perutnya dengan kurma seadanya.

Bahkan, pernah selama tiga hari mereka tak makan sama sekali. Kondisi itu tak menyurutkan semangat kaum Muslimin untuk tetap menggali tanah Madinah, yang tandus, kering, dan penuh bebatuan. Hangatnya keimanan yang ada dalam hati mereka, mampu mengusir cuaca dingin dan rasa lapar yang melilit-lilit, ujar Dr Akram.

Semua kaum Muslimin tanpa memandang status sosial bekerja bersama-sama. Rasulullah SAW pun turut memberi semangat dan teladan, dengan ikut menggali dan mengangkut tanah. Sehingga, perut Nabi Muhammad SAW dipenuhi debu. Untuk mengurangi rasa lapar yang melilit, beliau mengganjal perutnya dengan batu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement