Ahad 27 Nov 2016 23:33 WIB

Pasang Surut Islam di Rusia

Rep: marniati/ Red: Damanhuri Zuhri
Masjid Kul Syarif, di Kazan, Rusia.
Foto: Republika/Dwi Murdaningsih
Masjid Kul Syarif, di Kazan, Rusia.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Pergerakan pertumbuhan Muslim sejak 1989, berada pada kisaran 40 hingga 50 persen. Perkembangan yang pesat ini akan menempatkan Islam sebagai agama mayoritas di negara federasi tersebut. Saat ini, Islam adalah agama dengan pengikut terbanyak kedua di Rusia.

Berdasarkan warisan sejarah Rusia, Islam dianggap sebagai salah satu agama tradisional Rusia. Sekitar 14 persen warga Rusia adalah Muslim. Mayoritas dari mereka adalah Tatar. Islam masuk ke Rusia pada pertengahan abad ketujuh, setelah penaklukan Muslim dari Persia, Islam merambah ke wilayah Kaukasus, yang kemudian secara permanen menjadi bagian dari Rusia.

Menurut Shireen Hunter dalam Islam in Russia: The Politics of Identity and Se curity (2004), orang pertama yang menjadi Muslim di Rusia yakni orang-orang Dagestan (daerah Derbent). Mereka memeluk Islam setelah penaklukan Arab pada abad ke-8. Negara Muslim pertama di Rusia adalah Volga Bulgaria. Orang-orang Tatar dari Kekhanan Kazan menjadi pewaris Islam di negara tersebut.

Kemudian sebagian besar masyarakat Turki Eropa dan Kaukasia juga menjadi pengikut Islam. Tentara Muslim mencapai kemenangan atas Khazar Raya selama pemerintahan Umayyah pada 737 M. Selanjutnya, Kaukasus Utara, yang sebelumnya adalah bawahan dari Khazar Raya, menjadi bagian dari Kekaisaran Umayyah.

Umat Islam mengubah wilayah ini menjadi pusat administrasi dan memperkenalkan Islam kepada suku-suku dari Kaukasus. Islam secara bertahap menempatkan dirinya di lembah Volga melalui perdagangan dan hubungan ekonomi dengan dunia Muslim. Bulgaria Raya, yang ada di wilayah Volga pada saat invasi oleh Mongol mengakui Islam sebagai agama resmi negara.

Mulai dari wilayah tengah, Islam menyebar ke utara dan timur bagian dari Rusia, khususnya Siberia. Gelombang kedua memperkenalkan Islam ke Rusia berlangsung selama periode Golden Horde (Jusi Ulusi atau Altan Ordon), yang didirikan sebagai kerajaan utara dari Mongol pada 1242 M.

Golden Horde merupakan suatu tempat yang padang rumputnya subur oleh aliran sungai Wolga. Kekhanan Tatar Krimea, penerus yang tersisa dari Golden Horde, terus menyerang Rusia Selatan dan membakar bagian dari Moskow pada 1571

S Solovyov dalam History of Russia from the Earliest Times (2001), menjelaskan sampai akhir abad ke-18, Tatar Krimea mempertahankan perdagangan budak dengan Kekaisaran Ottoman dan Timur Tengah, mengekspor sekitar dua juta budak dari Rusia dan Ukraina selama periode 1500-1700.

Pada awal abad ke-16 hingga abad ke-19, Republik Sosialis Federasi Soviet Trans kaukasia atau juga dikenal sebagai Federasi Transkaukasia dan Dagestan selatan diperintah oleh berbagai kerajaan Iran.

Yakni Safawi, Afsharids, dan Qajars. Kondisi geopoliitik pada masa ini bersebrangan dengan orang-orang Turki Ottoman. Pada masa ini di wilayaah Kaukasus, paham Suni dan Syiah menyebar dengan cepat.

Dilansir dari Islam.ru, pada kenyataannya, sejumlah kecil orang Mongol yang tinggal di daerah tidak memiliki dampak yang signifikan terhadap struktur masyarakat setempat. Jadi, budaya, bahasa, agama, dan kehidupan sosial tetap sama.

Pada awal abad ke-15, sejumlah Kekhanan Islam merdeka. Kekhanan ini menutupi hampir semua wilayah Rusia modern, kecuali wilayah antara kota Moskow dan Kiev di mana sebagian besar warga Rusia dulunya tinggal di sejumlah kerajaan.

Kekhanan dikalahkan Kekaisaran Rusia pada abad ke-16, Islam mendominasi sebagian besar Rusia modern. Karena pentingnya Sungai Volga untuk transportasi ke Tsar Kekaisaran Rusia, wilayah VolgaUral adalah yang pertama jatuh di bawah Kekaisaran Rusia yang baru didirikan.

Pada 15 Oktober 1552, setelah penaklukan Kekhanan Kazan (yang sebelumnya negara terkuat) membuka jalan bagi Rusia untuk menempati seluruh wilayah Volga dan Laut Kaspia. Pada 1859 M, Muslim Dagestan (Chechnya dan Ingushetia ) juga kehilangan negara mereka untuk Tsar Rusia setelah 34 tahun perlawanan di bawah Imam Shamil (1797-1871 M).

Sulistyo Adi Putro dalam Sejarah Ummat Islam Uni Soviet menerangkan, mulai dasawarsa III abad XIX, Rusia melancarkan ekspansi perluasan daerah. Penaklukan daerah-daerah termasuk daerah Islam. Pada 1882 M, Bessarbia dirampas dari tangan Turki.

Pada 1839 M Kaukasia dapat serangan. Pada 1846 M lembah Syr Darya mulai digarap, tetapi terjadi perlawanan sengit selama 18 tahun dan baru dapat dikuasai pada 1865 M. Perlawanan terhadap ekspansi Rusia di negeri ini merupakan perlawanan terpanjang dalam sejarah penaklukan Rusia ke luar daerah.

Pada 1853 M untuk pertama kalinya Rusia menyerbu Kokand dan Tashkent. Tahun berikutnya (1866) Rusia mulai menggarap Samarkand dan Bukhara. Perlawanan kedua negeri ini hanya bertahan selama enam tahun. Pada 1876 keduanya jatuh ke tangan Rusia. Pada 1873 Uzbekistan mulai diduduki, tetapi perlawanan anak cucu Uzbek Khan ternyata gigih dan sampai dua tahun belum dapat ditundukan. Menjelang akhir XIX, Rusia berhasil mencaplok Pamir pada 1895. Di bawah Soviet

Uni Soviet adalah negara yang terdiri dari 15 republik komunis yang ada dari 1922 hingga pembubarannya menjadi serangkaian negara bangsa yang terpisah pada 1991. Dari 15 republik ini, enam merupakan negara yang mayoritas berpenduduk Muslim. Yakni Azerbaijan, Kazakhstan, Kirghizia, Tajikistan, Turkmenistan, dan Uzbekistan .

Menurut Abdul Hannah dalam Early History of Spread of Islam in (former) Soviet Unio, penduduk Muslim juga terdapat di wilayah Volga Ural dan sebagian besar penduduk Kaukasus Utara dari Federasi Republik Sosialis Rusia adalah Muslim dan sejumlah besar Muslim Tatar tinggal di Siberia dan daerah lainnya.

Sebuah faksi dari Partai Marxist Rus sian Social Democratic Labour Party (RS  DLP), Bolshevik ingin memasukkan sebanyak mungkin bekas Kekaisaran Rusia ke dalam Uni Soviet. Ini artinya mereka dihadapkan dengan sejumlah kontradiksi karena ingin membangun Uni Soviet di daerah yang memiliki pengaruh Islam yang kuat.

Meskipun aktif mendorong ateisme, namun Pemerintah Soviet tetap mengizinkan kegiatan keagamaan terbatas di semua republik Muslim. Masjid difungsikan di kota-kota yang paling besar. Seperti Republik Asia Tengah dan Azerbaijan. Namun, jumlah masjid mengalami penurunan, dari 25 ribu pada 1917 menjadi 500 pada 1970-an.

Pada 1980-an, Islam adalah agama terbesar kedua di Uni Soviet. Pada periode ini, jumlah warga Soviet yang mengaku Muslim berjumlah antara 45 dan 50 juta. Sebagian besar Muslim tinggal di republik-republik Asia Tengah Uni Soviet, yang sekarang adalah negara-negara independen.

Kendati demikian, jumlah masjid yang berfungsi hanya 500. Hukum Soviet melarang kegiatan keagamaan Islam di luar masjid dan sekolah-sekolah Islam. Semua masjid, sekolah agama, dan dakwah Islam diawasi empat direktorat spiritual yang didirikan oleh Pemerintah Soviet. Direktorat ini didirikan agar pemerintah Soviet dapat mengontrol ke giatan keagamaan. Khususnya agama Islam.

Empat direktoral spiritual yang dibentuk tersebut yaitu, Direktorat Spiritual untuk Asia Tengah dan Kazakhstan, Di  rektorat Spiritual untuk Uni Soviet Eropa dan Siberia, dan Direktorat Spiritual untuk Kaukasus Utara dan Dagestan yang akan mengawasi kehidupan beragama Muslim Suni. Direktorat Spiritual untuk Transkaukasia menangani Muslim Suni dan Muslim Syiah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement