Kamis 16 Feb 2017 17:15 WIB

Cara Tepat Memahami Alquran

Rep: Syahruddin el-Fikri/ Red: Agung Sasongko
Alquran
Alquran

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Faktor tingkat pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki para sahabat menyebabkan adanya perbedaan dalam menafsirkan ayat-ayat Alquran. Mereka umumnya memahami ayat pada tingkat pemahaman global dengan penggunaan lafal singkat. Mereka juga jarang menghubungkan ayat dengan persoalan-persoalan hukum dan belum ada bias-bias kefanatikan kelompok.

Perbedaan tersebut makin kentara manakala wilayah penyebaran Islam mulai meluas. Pada masa sahabat, kaum Muslim sudah terpencar ke berbagai wilayah, seperti Makkah, Madinah, dan Kufah (Irak). Di antara mereka ada yang menjadi penguasa, menteri, panglima, atau pengajar. Para sahabat di berbagai wilayah itu mengajarkan apa yang diketahui dan diajarkan oleh Nabi SAW, termasuk Alquran.

Faktor geografis yang terpencar-pencar inilah yang pada akhirnya mendorong terbentuknya mazhab-mazhab tafsir yang berpusat di Makkah, Madinah, dan Kufah. Sehingga, para tabiin mendapat keterangan mengenai Alquran secara berbeda-beda dari para sahabat yang terpencar-pencar.

Ibnu Taimiyah, pemikir Islam Abad Pertengahan, dalam menghubungkan tingkat pengetahuan para sahabat dan tabiin mengenai tafsir pernah menyatakan, ''Kelompok yang paling mengetahui tafsir adalah penduduk Makkah karena mereka menyertai Ibnu Abbas. Selanjutnya, adalah orang Kufah karena mereka menyertai Ibnu Masud. Kemudian, adalah para ahli dari Madinah, seperti Zaid bin Aslam, Abdurrahman bin Zaid, dan Malik bin Anas.''

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement