Rabu 31 Aug 2016 19:00 WIB

Muslim Lituania Bertahan di Tengah Pengikisan Budaya

Sejumlah Muslim Lituania menggelar acara buka puasa bersama.
Foto: Worlbulletin.net
Sejumlah Muslim Lituania menggelar acara buka puasa bersama.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mengenakan jubah cokelat, imam Masjid Kaunas naik ke atas mimbar kayu. Hari itu, Jumat, tiba gilirannya dia memberikan khutbah shalat Jumat di masjid yang terletak di Kaunas, kota terbesar Lituania tersebut.

Ia adalah Romas Jakubauskas. Seperti biasa, Jakubauskas berceramah menggunakan bahasa Rusia. Namun, doa-doa ia lantunkan dengan bahasa Arab.

Dalam khutbahnya, Jukubauskas berharap Muslim Lituania terus bersatu. Ia dengan bangga kembali mengulang sejarah. Ketika Islam pertama kali menginjak tanah Lituania.

Islam dibawa oleh bangsa Tatar Krimea ke negara di Eropa bagian timur laut ini. Sayangnya, setelah berabad-abad bertahan di Lituania, Islam berada di bawah ancaman. Tradisi-tradisi mereka mulai mengikis.

Berabad-abad yang lalu, para bangsawan Muslim Sunni tiba di Lituania. Mereka adalah prajurit gagah berani dari Krimea. Mereka datang pada abad ke-15, ketika Polandia-Lituania bersatu dari Baltik sampai Laut Hitam. Lalu secara bertahap, bangsa Tatar pindah ke Lituania.

Ada sekira 4.000 bangsa Tatar, waktu itu. Meski jumlahnya kecil, namun mereka begitu dihormati. Bangsa Tatar begitu menikmati kebebasan beragama. Tak ada yang memaksa mereka memeluk Kristen.

Namun situasi berubah. Sesaat setelah Lituania dianeksasi oleh Uni Soviet. Bangsa Tatar didesak meninggalkan desa-desa dan pindah ke kota. Bahkan, masjid-masjid ditutup paksa.

Beruntung, masjid kembali dibuka pada 1991. Rumah ibadah ini sangat dibutuhkan oleh Muslim setempat. Mulai saat itu, komunitas Muslim kembali merajut hubungan erat.

Sumber: Pusat Data Republika/Berbagai Sumber

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement