Senin 21 Sep 2015 22:32 WIB
Penistaan Masjid Al Aqsha

Beginilah Kebiadaban Tentara Salib Saat Rebut Al-Aqsa

Rep: C38/ Red: Nasih Nasrullah
Kota Tua Yerusalem, lokasi Masjid Al-Aqsa berada.
Foto: AP
Kota Tua Yerusalem, lokasi Masjid Al-Aqsa berada.

REPUBLIKA.CO.ID, Penaklukkan tentara Salib mencatatkan tragedi paling mengerikan yang pernah disaksikan Masjid al-Aqsha. Pada 15 Juli 1099, Tentara Salib berhasil menguasai kota itu. Karen Armstrong dalam Perang Suci: Dari Perang Salib Hingga Perang Teluk mengatakan tentara Salib tiba di kota ini pada Juli 1099, kemudian melakukan pembantaian puluhan ribu umat Muslim dan Yahudi.

Peristiwa itu mengubah lanskap hubungan ketiga agama besar ini secara signifikan. Upaya rekonsiliasi, seperti yang terjadi masa Shalahuddin al-Ayyubi, masih tetap menyisakan kewaspadaan antar pemeluk agama. Padahal, Sebelum kedatangan tentara Salib, tutur Armstrong, umat tiga agama hidup dengan harmonis selama 460 tahun di kota suci Yerussalem.

Sebagian besar penduduk Muslim melarikan diri ke masjid untuk mencari keselamatan. Tak peduli situs suci atau tidak, tentara Salib masuk dan membantai semua penduduk Muslim di sana. Pembantaian itu menewaskan ribuan Muslim, seperti disebut Karen Arsmtrong “darah menggenang sampai lutut”.

“Di mana-mana tercecer potongan-potongan tubuh manusia, badan tanpa kepala dan bagian-bagian tubuh yang dimutilasi, terserak-serak di segalapenjuru,” tambah Montefiore seperti dikutip oleh Muhammad Husain Haekal, dalam Jerusalem: The Biography Simon Sebag Montefiore

Penguasa Yerusalem, Godfrey, menjadikan Masjid al-Aqsa sebagai tempat tinggal. Interior masjid direnovasi menjadi sebuah istana dengan dinding baru, kebun, dan kamar-kamar. Semua simbol keislaman ditutup. Dome of the Rock yang terletak beberapa ratus meter mengalami nasib serupa. Bangunan dari Dinasti Umayyah itu diubah menjadi gereja. Muslim dilarang memasuki kota. Al-Aqsa sunyi dari lantunan ayat dan kumandang azan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement