REPUBLIKA.CO.ID, Ednan Aslan dalam Islamic Education in Europe, mengatakan, ketika Barat masih berada di zaman Dark Age, kegemilangan ilmu pengetahuan telah menyelimuti dunia Islam. Model universitas, yang di Barat baru bermula pada abad ke-12, telah tersebar luas di berbagai wilayah Islam.
Guinness Book of World Record mencatat, Universitas Qairuwan atau University of KaIraouine merupakan universitas tertua di dunia sekaligus lembaga pendidikan tinggi pertama pemberi gelar ynag masih beroperasi hingga kini. Sejumlah tokoh penting, seperti Moses Maimonides, Leo Africanus, Ibnu Khaldun dan al-Idrisi, pernah mengenyam pendidikan di Universitas al-Qarawiyyin.
Fauzi M. Najjar dalam "The Karaouine at Fez", The Muslim World Volume 48 Issue 2 menceritakan, cikal bakal universitas ini bermula dari sebuah masjid. Masjid al-Qarawiyyin didirikan oleh Fatimah binti Muhammad al-Fihr pada 859 M di Fez, Maroko. Fatimah adalah seorang putri saudagar kaya dari Kairouan di Tunisia.
Ia menyedekahkan harta warisannya untuk pembangunan masjid tersebut. Masjid ini awalnya sederhana, kemudian mulai mengalami perluasan seiring waktu. Al-Qarawiyyin memperoleh dukungan penuh dari sultan yang berkuasa.
Al-Qarawiyyin segera menjadi pusat pertukaran ilmu pengetahuan antara cendekiawan Muslim dan Barat, sekaligus lembaga pendidikan tinggi paling menonjol di dunia Islam. Letaknya yang strategis memudahkan akses para cendekiawan dari Timur dan Barat. Universitas al-Qarawiyyin juga menjadi tonggak penyebaran Islam di Afrika Utara dan sekitarnya.
Era kejayaan Universitas al-Qarawiyyin berlangsung pada abad 12-15. Pada masa ini, Universitas al-Qarawiyyin tidak hanya menarik kedatangan mahasiswa dari Afrika dan dunia Muslim, melainkan juga Eropa. Mata pelajaran yang diajarkan beragam, mulai dari ilmu-ilmu Alquran, hadits, fikih, linguistik, kedokteran, matematika, astronomi, kimia, sejarah, dan geografi.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
