Senin 06 Jul 2015 05:58 WIB

Muhammad bin Yahya, Mufti Kesultanan Kutai Kertanegara Ing Martadipura (1)

Rep: Amri Amrullah/ Red: Indah Wulandari
Muhammad bin Yahya dan istrinya
Foto: gpansorkukar
Muhammad bin Yahya dan istrinya

REPUBLIKA.CO.ID,TENGGARONG -- Hampir setiap sejarah kesultanan di Indonesia menyebutkan peran penting ulama sebagai pengajar, pendakwah, dan pemberi pertimbangan dari kebijakan para sultan. Itu pula yang dimiliki oleh kerajaan Kutai Kertanegara Ing Martadipura.

Sebagai salah satu kerajaan tertua di Nusantara, setelah peralihan kepercayaan dari Hindu ke kesultanan Islam, Kutai telah memosisikan tinggi seorang mufti atau ulama sebagai pemberi masukan kepada Sultan Kutai.

 

Salah satu mufti kesultanan Kutai yang dikenal oleh masyarakat Islam di Kesultanan Kutai adalah Habib Muhammad bin Yahya, yang kemudian mendapat gelar Pangeran Noto Igomo.

Habib Muhammad bin Yahya menjadi mufti ketika Sultan Kutai berkuasa saat itu Aji Sultan Alimuddin (1899-1910) yang juga Raja Kutai Kertanegara ke 17. Habib Muhammad bin Yahya adalah seorang wulaiti yang artinya beliau kelahiran Hadhramaut Yaman Selatan.

 

Meskipun keluarga Habib Muhammad ada di Indonesia,ia dan kakaknya Habib Thaha bin Ali bin Yahya dilahirkan di kota Masilah Hadhramaut. Beliau dilahirkan pada 1260 Hijriah atau 1844 Masehi.

Ayah dari kakeknya Habib Thaha bin Muhammad bin Yahya diyakini adalah leluhurnya yang pertama kali masuk ke Nusantara. Beliau pertama kali masuk Indonesia melalui Pulau Penang, Malaysia. Sewaktu di Penang, beliau dikenal dengan As-Sayyid Ath-Thahir. Ketika di Penang itu beliau bertemu Sultan Hamengku Buwono II (1750-1828) yang diasingkan Belanda.

 

Sultan juga memanfaatkan kesempatan itu untuk mengaji kepada beliau. Belakangan sultan menikahkan putrinya dengan Habib Thaha ini. Habib Thaha wafat di Semarang, Jawa Tengah, sedangkan Habib Ali bin Hasan bin Thaha bin Muhammad Al-Qadhi bin Thaha bin Yahya, selaku ayah Habib Muhammad itu wafat di Ar-Raidhah Hadhralmaut pada 1875 M.

Habib Thaha belajar ilmu agama kepada ayahnya sendiri yang sangat alim yaitu Habib Muhammad Al-Qadhi bin Thaha bin Yahya yang seorang Qadhi di Hadhralmaut.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement