Ahad 01 Mar 2015 03:29 WIB

Begini Asal-Usul Pengunaan Cincin (2-Habis)

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Indah Wulandari
  Penjual batu cincin di Kota Suci Madinah, Jumat (9/1). (Republika/Maspriel Aries)
Penjual batu cincin di Kota Suci Madinah, Jumat (9/1). (Republika/Maspriel Aries)

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Salah satu cincin tertua Yunani diyakini dibuat pada akhir Periode Mycenaea (sekitar 1100 SM). Cincin itu ditemukan bersama ornamen-ornamen lainnya di lokasi kuburan kuno dekat Kota Lanarka, Siprus.

Pada bagian luar cincin terukir suku kata ‘le-na-ko’ yang diduga mengacu pada nama daerah tempat benda itu ditemukan, yakni Lanarka itu sendiri.

“Kesamaan fonetik antara ‘le-na-ko’ dan Lanarka mengarahkan kita bahwa tulisan yang diukir di cincin itu lebih menunjukkan nama kota daripada nama seseorang yang pernah memilikinya di masa lalu,” tulis August Pauly dan Georg Wissowa dalam ensiklopedia klasik berbahasa Jerman, Realencyclopädie der Classischen Altertumswissenschaft.

Tradisi memakai cincin dalam peradaban Romawi kuno setidaknya mulai berkembang sejak era pemerintahan Raja Numa Pompilius (sekitar 700 SM).

Ada bukti yang menunjukkan bahwa masyarakat Romawi menganggap cincin besi sebagai simbol kemenangan. Sebagai contoh, cincin besi dikenakan oleh Jenderal Gaius Marius usai memenangkan pertempuran melawan Raja Jugurtha dari Numidia (Afrika Utara sekarang) pada 107 SM.

Awalnya, peradaban Romawi hanya mengenal cincin besi sebagai satu-satunya aksesori yang menghiasi jari tangan. Cincin besi dianggap sebagai tanda kehormatan individu yang diberikan oleh negara.

Namun, pada era Republik Romawi (509-27 SM), semua senator memperoleh hak untuk memakai cincin emas. Pada abad ketiga sebelum Masehi, hak istimewa ini juga dinikmati oleh kalangan ksatria.

“Bahkan, selama tahun-tahun terakhir era republik, banyak pula warga negara biasa yang mendapatkan hak untuk memakai cincin emas,” ungkap Deloche dalam karyanya, Le port des anneaux dans l'Antiquité romaine et dans les premiers siècles du Moyen Âge (Tradisi Mengenakan Cincin pada Zaman Romawi Kuno dan Abad Pertengahan).

Proses penggalian yang dilakukan M Henri de Morgan pada 1901 di pinggiran Laut Kaspia atau daerah yang dikenal sebagai Talish Persia, menghasilkan sejumlah temuan arkeologis. Di antaranya berupa dolmen kuno dan sejumlah besar perhiasan dari logam, batu, dan manik-manik.

Banyak pula cincin dari Zaman Perunggu (3300–1200 SM) yang ditemukan di lokasi itu.Tidak ada peninggalan prasasti yang dapat membantu menginformasikan usia benda-benda tersebut. Akan tetapi, para arkeolog beranggapan perhiasan itu berasal dari 2000 SM.

“Cincin perunggu yang ditemukan terdiri dari beberapa jenis. Ada yang berbentuk tiga sampai lima spiral, ada pula yang ujung-ujungnya saling tumpang tindih,” tutur Morgan dalam laporan penelitiannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement