Rabu 05 Nov 2014 06:34 WIB

Nasihat Sang Alim (2)

Rep: c70/ Red: Chairul Akhmad
Thawus adalah sosok yang berintegritas.
Foto: Welltrainedmind.com/ca
Thawus adalah sosok yang berintegritas.

REPUBLIKA.CO.ID, Tiba-tiba Thawus, menoleh kepada khalifah dan berkata, “Wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya ada suatu batu besar di tepi sumur Jahanam. Batu itu dilemparkan ke dasar Jahanam dan baru mencapai dasarnya setelah 70 tahun. Tahukah Anda untuk siapakah sumur itu disediakan, wahai Amirul Mukminin?”

Khalifah menjawab, “Tidak, untuk siapa itu?”

Thawus menjawab, “Untuk orang-orang yang Allah tunjuk sebagai penegak hukum-Nya namun dia menyelewengkannya.”

Seketika itu juga, tubuh Khalifah Sulaiman gemetaran lalu menangis tersedu-sedu. Thawus kemudian meninggalkan majelis dan pulang.

Ketika posisi khalifah digantikan oleh Umar bin Abd al-Aziz, Thawus menerima surat dari putra dari Abd al-Aziz bin Marwan itu. Amirul Mukminin Umar meminta nasihat kepada Thawus.

Dengan singkat, surat Sang Khalifah mendapat balasan demikian, “Bila Anda menghendaki seluruh amal Anda baik, maka angkatlah para pengawal dari orang-orang yang baik pula. Wassalam.”

Membaca balasan tersebut, khalifah Umar bin Abdul Aziz berkata, “Cukuplah ini sebagai peringatan … cukuplah ini sebagai peringatan .…”

Kisah kedekatan Thawus, memawakili ulama pada masa itu, dengan para pemimpin negara, juga berlangsung ketika Hisyam bin Abd al-Malik memimpin.

Sewaktu berhaji, Hisyam meminta pemuka Makkah agar dipertemukan dengan sahabat Rasulullah SAW yang masih hidup, tetapi ternyata nihil. Ia pun lantas meminta bertemu dengan ulama generasi tabiin.  Maka, dipanggillah Thawus bin Kaisan.

Thawus datang memenuhi undangan. Ia menghadap lalu membuka sepatunya di tepi permadani. Memberikan salam pada Hisyam tanpa menyebut atribut kehormatan, pemimpin umat Islam amirul mukminin. Bahkan, Thawus langsung duduk sebelum khalifah mempersilakannya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement