Jumat 18 May 2018 12:43 WIB

Bersua Kembali dengan Ramadhan

Hanya di bulan ini, berbagai keistimewaan membuncah ruah.

Ramadhan
Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Muhammad Arifin Ilham

 

Alhamdulillah, tamu agung nan mulia itu sudah benar-benar mengunjungi kita, Ramadhan Karim. Bulan yang secara literal menjadi bulan pembeda dengan bulan lain.Bulan dengan kekhasan tersendiri.

Hanya di bulan ini, berbagai keistimewaan membuncah ruah. Masjid dan surau mendadak ramai. Alquran terdengar nyaring dan sahut menyahut dari pengeras suara rumah- rumah Allah. Muslimah tiba-tiba anggun berhijab. Yang menghias di layar-layar kaca adalah wajah-wajah saleh dan salehah. Berbagai perusahaan dan instansi bersiap mengadakan tunjangan hari raya (THR).

 

Ya, hanya di bulan ini segala sesuatunya tampak begitu indah. Dan, sangat beralasan jika Ramadhan dikatakan bulan yang teramat istimewa dan begitu indah. Di bulan inilah Alquran diturunkan (QS al- Baqarah [2]: 185), pada bulan inilah terdapat malam yang bernilai seribu bulan (QS al-Qadr [97] : 1-30. Bulan yang digunakan untuk menjalankan salah satu Rukun Islam (puasa) (QS al-Baqarah [2]: 183).

photo
Infografis Ramadhan

Bulan yang jika mengerjakan perbuatan-perbuatan baik, seperti puasa dan shalat Tarawih, maka akan menghapuskan dosa-dosa (kecil) yang telah lalu [HR Bukhari]. Bulan yang dibuka pintu surga, dibuka pinta rahmat, ditutup pintu neraka, dan setan dibelenggu [HR Muslim]. Bulan yang amalan sunah akan diganjar pahala layaknya amalan wajib [HR Muslim]. Bulan yang berlipat pahala menjadi 70 kali bagi amalan wajib [HR Muslim].

Masya Allah, tabaraka Allah. Di antara yang sangat khas dengan Ramadhan adalah semangat berbagi.Semangat menjadikan tangan berbagi, tangan-tangan filantropi. Seperti dalam rekam sejarah seorang sahabat bernama Abdullah Ibnu Umar RA. Beliau memiliki kebiasaan berbuka puasa bersama anak yatim dan orang miskin. Bahkan, terkadang putra tercinta sahabat mulia, Umar bin Khatab RA, ini tidak berbuka meski sudah beduk Maghrib ketika keluarganya belum menghadirkan mereka para fakir miskin di rumahnya.

Ayub bin Wail ar-Rasibi pernah menyaksikan kejadian menakjubkan tentang beliau. Suatu hari Ibnu Umar mendapat kiriman harta senilai 4.000 dirham (sekitar Rp 680 juta) dan satu baju yang ada bulunya.

Keesokan harinya, Ayub bin Wail ini melihat Ibnu Umar di pasar membeli pakan kudanya dengan utang. Ayub pun keheranan.Karena, baru kemarin Ibnu Umar baru mendapat uang 4.000 dirham, tapi untuk membeli pakan kuda saja pakai utang.

Karena penasaran, Ayub kemudian datang menemui keluarga Ibnu Umar.Cerita keluarganya, Uang itu belum sempat menginap semalam, namun sudah dibagikan semuanya kepada fakir miskin.Lalu, beliau mengambil baju yang ada bulunya, beliau pakai keluar rumah, dan ketika pulang, baju itu sudah tidak ada.Ketika kami tanyakan, beliau sudah berikan baju itu kepada fakir miskin.

Adakah sekarang di bulan mulia yang baru dua hari ini, tergerak dengan menjadikan tangan kita tangan berbagi, tangan Abdullah bin Umar. Bersuanya kita dengan Ramadhan, karena bersuanya kita dalam menyemangati diri untuk selalu berbagi. Insya Allah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement