Senin 15 Jan 2018 08:23 WIB

Ujian Harta

Harta atau uang (ilustrasi).
Foto: Blogspot.com
Harta atau uang (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ahmad Agus Fitriwan

 

Semua orang senang dengan yang namanya harta, tak terkecuali, siapa pun dia. Karena Allah SWT menghadirkan rasa senang pada manusia terhadap harta dalam semua bentuknya.


Allah SWT berfirman, "Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia, kecintaan terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allahlah tempat kembali yang baik (QS Ali Imran [3]: 14).

Kita juga bisa memperhatikan firman Allah dalam surah al- Fajr ayat 20, Watuhibbunal maalaa hubban jamma dan kamu mencintai harta dengan kecintaan yang berlebihan. Sehingga, Allah SWT menjadikan hartamu dan anak-anakmu hanyalah fitnah (ujian) bagimu (QS at-Taghabun [64]: 14-15).

Ujian harta ini akan datang dari berbagai sisi. Pertama, dari cara mencarinya. Allah SWT telah mensyariatkan berbagai cara dalam mendapatkan harta, yang semuanya dibangun di atas keadilan dan jauh dari perbuatan zalim, jahat, atau menyakiti orang lain. Jauh dari unsur riba, judi, dan bentuk-bentuk kezaliman lainnya, yang semuanya termasuk dalam bentuk memakan harta orang lain dengan cara yang batil. Allah berfirman, Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian saling memakan harta sesama kalian dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang dilakukan dengan suka sama suka di antara kalian (QS an-Nisa' [4]: 29).

Ujian harta kedua datang dari sisi perhatian dan keinginan seseorang terhadapnya. Sehingga sebagian orang ada yang keinginannya terhadap harta membuat dirinya berambisi terhadapnya. Hal ini membuat kesibukannya hanyalah untuk mencari dunia. Dari saat memulai aktivitasnya setelah bangun tidur sampai dia kembali ke rumahnya untuk beristirahat, yang dipikirkannya hanyalah dunia.

Saat duduk, berdiri, maupun berjalan, yang di hatinya hanyalah mencari dunia. Bahkan, saat tidurnya pun yang diimpikan adalah mencari dunia. Lebih dari itu, saat shalat pun pikirannya dipenuhi dengan dunia. Seakan-akan dirinya diciptakan untuk sekadar mencari dunia. Padahal, dengan perhatian dan keinginan yang berlebihan hingga melalaikan akhirat seperti itu, seseorang tidak akan mendapatkan rezeki kecuali yang telah Allah SWT tetapkan untuk dirinya.

Ujian harta ketiga muncul dari sisi penggunaannya. Dari sisi ini, kita dapatkan sebagian orang yang berharta memiliki sifat pelit, kikir, dan bahil sehingga tidak mau mengeluarkan zakatnya, tidak mau menjalankan kewajiban berinfak kepada kerabatnya yang wajib untuk dibantu, dan sebagainya. Sedangkan, sebagian yang lainnya atau pada sisi lainnya justru mengeluarkan har tanya tanpa ada perhitungan serta dihambur-hamburkan sia-sia.

Padahal, Allah SWT menyebutkan dalam firman-Nya, Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat haknya (mereka), (begitu pula) kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) sia-sia. Sesungguhnya orang-orang yang menghambur-hamburkan hartanya sia-sia adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Rabbnya (QS al-Isra' [17]: 26-27).

Berkaitan dengan ayat ini, sahabat Abdullah ibn Mas'ud RA berkata, Menghambur-hamburkan harta adalah mengeluarkannya tidak pada tempatnya. Al-Imam Mujahid rahimahullahu berkata, Seandainya seseorang mengeluarkan seluruh hartanya pada tempat yang benar, maka dia bukanlah seorang yang menghambur-hamburkan harta. Namun, seandainya seseorang mengeluarkan satu mud/cakupan tangan (dari hartanya) untuk sesuatu yang tidak pada tempatnya, maka dia telah menghambur-hamburkan hartanya dengan sia-sia.

Oleh karena itu, siapa pun di antara kita harus hati-hati dan senantiasa takut terkena terhadap ujian harta ini. Betapa banyak orang yang lebih berilmu dari kita telah terjatuh pada penyimpang an-penyimpangan karena ujian ini. Kita harus senantiasa memohon pertolongan kepada Allah SWT dan berupaya untuk senantiasa menggunakan harta di jalan-Nya. Wallahua'lam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement