Rabu 01 Nov 2017 16:00 WIB

Energi Masa Muda

Pemuda (ilustrasi)
Foto: rakyatpekerja
Pemuda (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Oleh: Ahmad Agus Fitriawan

Oktober dapat dibilang bulannya pemuda di Indonesia, karena di negara kita diperingati Hari Sumpah Pemuda setiap 28 Oktober. Sesuai namanya, Sumpah Pemuda dirumuskan oleh para pemuda. Mereka kemudian menjadikannya sebagai dasar untuk membangkitkan rasa nasionalisme.

Dalam Islam, masa muda adalah bagian dari umur yang dianggap sebagai masa yang dinamis, energik, cekatan, dan kuat karena masa muda ini merupakan kekuatan di antara dua kelemahan, yaitu kelemahan anak-anak dan kelemahan masa tua (QS ar-Rum [30]: 54). Oleh karena itu, Islam memiliki perhatian besar terhadap para pemuda.

 

Suatu ketika, Khalifah Umar RA duduk dengan para sahabatnya, lalu berkata kepada mereka, "Berangan-anganlah kalian!" Salah seorang dari mereka berkata: "Aku beranganangan, seandainya rumah ini dipenuhi oleh emas untuk aku infakkan di jalan Allah."

Umar lalu berkata: "Berangan-anganlah (lagi) kalian!" Salah seorang lagi berkata: "Aku berangan-angan sekiranya rumah ini dipenuhi dengan permata agar aku infakkan di jalan Allah dan bersedekah dengannya."

Lalu Umar berkata lagi: "Berangan-anganlah (lagi) kalian!" Mereka lalu berkata: "Kami tidak tahu lagi apa yang harus kami katakan wahai Amirul Mukminin." Umar berkata: "Aku justru berangan-angan agar ada orang-orang, seperti Abu 'Ubaidah bin Al-Jarrah, Mu'adz ibn Jabal, dan Salim budak Abu Hudzaifah, agar aku dapat meninggikan 'kalimat Allah' dengan bantuan mereka."

Bila diperhatikan, Khalifah Umar menginginkan para pemuda, seperti Mu'adz bin Jabal adalah seorang fakih yang diutus oleh Rasul ke Yaman, ketika usianya masih muda. Begitu juga dengan Salim, ia termasuk salah seorang perawi hadis di usianya yang masih muda. Dalam sejarah Islam juga dikenal Muhammad Al-Fatih, pembebas Kota Konstantinopel. Saat itu, usianya juga tidak lebih dari 22 tahun.

Suatu hal yang ironis jika masa muda dihabiskan untuk berfoya-foya, bermalas-malasan, dan bersantai-santai. Apalagi dihabiskan untuk melakukan hal-hal yang tidak produktif. Dan, na'udzubillah, jika sampai terjerumus kepada lembah-lembah hawa nafsu dan langkah-langkah setan dengan melakukan pergaulan bebas, tindak kriminal, mabuk-mabukan, dan pecandu narkotika dan zat adiktif. Ini sama artinya dengan menghancurkan diri sendiri dan masyarakat.

Eksistensi dan energi masa muda sangat urgen. Dalam Alquran ataupun hadis, banyak diucapkan karakteristik/jati diri sosok pemuda ideal yang harus dijadikan teladan oleh pemuda yang bercita-cita sebagai orang atau pemimpin sukses. Pertama, memiliki keberanian (syaja'ah) dalam menyatakan yang hak (benar) dan yang batil (salah). Katakanlah kebenaran walaupun rasanya pahit (hadis). Jihad yang paling tinggi adalah kalimat hak di depan pemimpin yang zalim (hadis). Lalu, siap bertanggung jawab serta menangung risiko ketika mempertahankan keyakinannya.

Kedua, ia memiliki rasa ingin tahu yang tinggi (curiosity) untuk mencari dan menemukan kebenaran atas dasar ilmu pengetahuan dan keyakinan. Artinya, tidak pernah berhenti dari belajar dan menuntut ilmu pengetahuan (QS al-Baqarah [2]: 260). Ketiga, selalu berusaha dan berupaya untuk berkelompok dalam bingkai keyakinan dan kekuatan akidah yang lurus, seperti pemuda-pemuda Ashabul Kahfi (QS al-Kahfi [18]: 25).

Keempat, selalu berusaha untuk menjaga akhlak dan kepribadian sehingga tidak terjerumus pada perbuatan asusila. Kelima, memiliki etos kerja dan etos usaha yang tinggi serta tidak pernah menyerah pada rintangan dan hambatan. Hal itu diperagakan oleh sosok pemuda Muhammad SAW yang menjadikan tantangan sebagai peluang untuk sukses hingga ia menjadi pemuda yang bergelar al-Amin (tepercaya) dari masyarakat. Bagi para pemuda, ikutilah perjalanan sosok-sosok yang mengagumkan itu. Semoga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement