Selasa 17 Oct 2017 12:19 WIB

Kiat Pemimpin Amanah

Pemimpin yang berilmu (Ilustrasi)
Foto: Wordpress.com
Pemimpin yang berilmu (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Oleh: Zainal Arifin

Kepemimpinan menjadi ba gian penting dan pokok pada setiap generasi kehidup an umat manusia. Dan, Islam sebagai rahmatan lil 'alamin telah dilengkapi dengan pe doman dalam hal kepemimpinan yang diridhai Allah SWT. Sayidina Umar RA pernah ber kata, "Tiada Islam tanpa jamaah, tiada jamaah tanpa kepemimpinan, dan tiada kepemimpinan tanpa ketaatan." Umat Islam sebagai pewaris Alqur an dan sunah sebagaimana yang di sam paikan Rasulullah SAW harus me meragakan kepemimpinan yang ama nah dalam kehidupan bermasya rakat.

Teladan kepemimpinan Ra sulullah sendiri telah begitu jelas ter surat. "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang meng harap (rahmat) Allah dan (ke datangan) hari kiamat, dan dia banyak menyebut Allah." (QS al-Ahzab [33]: 21).

Rasulullah SAW sebagai sosok pemimpin negara yang juga adalah seorang mu'allim dan murabbi telah menjabarkan secara detail kiat-kiat kepemimpinan yang amanah, penuh kasih sayang, dan peduli terhadap nasib rakyat tanpa terkecuali. Dan Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan ama nat kepada yang berhak menerima nya." (QS an-Nisa [4]: 58).

 

Kiat pemimpin amanah yang telah dicontohkan Rasulullah dimulai dari berlaku kasih sayang kepada siapa pun, sekalipun itu musuh. Dengan kasih sayang, seorang pemimpin dapat melayani seluruh rakyatnya tanpa membeda-bedakan satu dengan lainnya. Rasulullah SAW bersabda, "Tunaikanlah amanah terhadap orang yang mengamanatimu dan janganlah berkhianat terhadap orang yang mengkhianatimu." (HR Ahmad dan Abu Dawud).

Kiat selanjutnya, pemimpin harus memahami perasaan rakyatnya. Diriwiyatkan, pernah suatu ketika Ra sulullah diundang oleh seorang sahabat untuk makan bersama. Hanya Rasulullah yang diundang karena si pengundang melihat beliau dalam ke adaan sangat lapar.

Namun, Rasulullah justru mengajak sahabat-sahabat yang kala itu memang sedang duduk-duduk bersa ma beliau. Setibanya di rumah peng undang, Rasulullah mempersilakan para saha bat makan terlebih dahulu dan beliau makan yang terakhir. Muk jizat Ra sulullah berlaku. Makanan yang seha rusnya hanya cukup satu orang mampu mencukupi banyak pe rut orang-orang saleh yang hadir di ru mah itu.

Pesan moral juga pernah disam pai kan khalifah Umar bin Khattab dan sangat relevan jika ditujukan ke pada semua orang yang diberi ama nah kepemimpinan. Sayi dina Umar RA berkata, "Jika rakyatku kelaparan, Umar orang yang harus pertama kali merasakannya. Jika rak yatku merasa kenyang, Umar orang yang harus terakhir merasakannya."

Sungguh banyak kiat kepemim pinan yang berlandaskan keimanan, kepedulian, dan kasih sayang demi meraih keberkahan dan kebaikan bagi seluruh umat. "Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian, jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, kembali kan lah ia kepada Allah (Alquran) dan Rasul (sunahnya), jika kamu benarbenar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibat nya." (QS an-Nisa [4]: 59). 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement