Rabu 18 Oct 2017 04:00 WIB

Perlindungan Alquran

Alquran
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Alquran

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Oleh: Fajar Kurnianto

Alquran adalah mukjizat terbesar yang diberikan Allah kepada Rasulullah. Selain sebagai petunjuk hidup bagi orang beriman dan bertakwa agar meraih kebahagiaan di dunia dan di akhirat dengan membaca, merenungkan, dan mengamalkannya (QS al-Baqarah [2]: 2), ia juga bisa menjadi tameng atau pelindung bagi seseorang dari hal-hal buruk atau tak diinginkan.

Dalam hadis, misalnya, dikatakan bahwa orang yang membaca dua ayat terakhir surah al-Baqarah pada malam hari itu sudah cukup baginya sebagai pelindung dari hal buruk pada malam itu (HR al-Bukhari dan Muslim).

 

Dalam kitab Mafatih al-Faraj karya Muhammad Shiddiq al- Mansyawi disebutkan kisah Muhammad bin Sirin (Ibnu Sirin) yang selamat dari kejahatan para penjahat yang berusaha membunuhnya pada malam hari karena membaca beberapa ayat Alquran.

Dikisahkan, Ibnu Sirin menginap di sebuah rumah yang ternyata adalah sarang sekelompok penyamun jahat. Setelah menyadari situasi buruk itu, ia tiba-tiba ingat hadis Nabi yang mengatakan, "Barang siapa membaca 33 ayat pada malam hari, ia akan diselamatkan dari binatang buas dan pencuri jahat. Ia dan keluarganya juga akan dilindungi Allah sampai pagi."

Malam itu, Ibnu Sirin membaca ayat-ayat tadi. Tidak lama kemudian, ia melihat sejumlah penyamun jahat mendekatinya dengan pedang terhunus lalu menyabetkannya ke arah dirinya berkali-kali. Ajaib, pedang itu sama sekali tidak mengenai tubuhnya, padahal ia tidak bergerak sama sekali.

Pagi harinya, pemimpin penyamun itu menemuinya lalu bertanya, "Kamu itu manusia atau jin?" Ibnu Sirin menjawab, "Manusia." Si pemimpin itu bertanya, "Bagaimana bisa kamu selamat dari sabetan-sabetan pedang kami. Pedang kami seakanakan membentur tameng besi yang melindungimu?" Ibnu Sirin pun menceritakan bahwa ia telah membaca ayat-ayat tadi.

Ayat-ayat tersebut, seperti disampaikan Ibnu Sirin, yaitu ayat 1-5 surah al-Baqarah, ayat 255-257 surah al-Baqarah, ayat 284- 286 surah al-Baqarah, ayat 54-56 surah al-A'raf, ayat 110-111 surah al-Isra, ayat 1-11 surah ash-Shaffat, ayat 33-35 surah ar- Rahman, ayat 21-24 surah al-Hasyr, dan ayat 1-4 surah al-Jin.

Ibnu Sirin (33-110 H) adalah salah seorang ulama saleh generasi tabiin. Ia juga seorang ahli fikih dan banyak meriwayatkan hadis. Ia juga seorang wara', berhati-hati dalam hal agama. Disebutkan pula, ia senang sekali memuliakan tamu, rajin shalat malam, menangis dalam shalatnya, serta biasa berpuasa Daud.

Al-Khatib al-Baghdadi dalam kitabnya, Tarikh Baghdad, mengatakan, "Ibnu Sirin adalah seorang ulama ahli fikih Basrah dan dia terkenal sekali sebagai orang wara' di masanya." Salah satu karya monumentalnya yang bisa dibaca sampai saat ini adalah kitab Tafsir al-Ahlam.

Kisah Ibnu Sirin adalah salah satu dari banyak bukti nyata kemukjizatan Alquran seperti yang disampaikan Rasulullah bahwa ia merupakan pelindung bagi orang yang membacanya dari halhal buruk. Namun, ia hanya melindungi pembacanya yang betulbetul mengamalkannya dalam kehidupan; pembaca yang telah menjadikan Alquran sebagai pedoman, penuntun, dan petunjuk hidupnya (way of life), sehingga, Alquran menjadi napasnya, kepribadiannya, akhlaknya, seperti halnya Rasulullah.

Aisyah pernah ditanya mengenai akhlak suaminya itu, lalu ia menjawab, "Akhlak beliau adalah Alquran." (HR al-Bukhari dan Muslim). Orang demikianlah yang mendapatkan perlindungan Allah melalui Alquran.

Dalam hadis lain bahkan dikatakan, tidak hanya di dunia, di akhirat pun Alquran akan memberinya pertolongan, seperti dikatakan Rasulullah, "Bacalah oleh kalian Alquran itu, sebab Alquran itu akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat (penolong) kepada orang yang membacanya." (HR Muslim).

Pada hadis lain, beliau bersabda, "Alquran itu akan didatangkan pada hari kiamat nanti bersama dengan para ahlinya (orang yang gemar membaca dan mengamalkannya)." (HR Muslim). Wallahu a'lam. n

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement