Kamis 20 Jul 2017 11:35 WIB

Kemuliaan Penuntut Ilmu

Pemimpin yang berilmu (Ilustrasi)
Foto: Wordpress.com
Pemimpin yang berilmu (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Oleh: Bahagia

 

Dari Abu Hurairah RA, dia berkata: Rasulallah SAW bersabda, "Tidaklah orang yang meniti di jalan untuk menuntut ilmu kecuali Allah akan memudahkan jalannya menuju surga, sedangkan orang yang memperlambat dalam mengamalkannya, maka tidak akan cepat mendapatkan nasabnya (keberuntungan)." (HR Abu Daud).

Kemudian, dari Katsir bin Qaiz, Abu-Ad Darda lalu berkata, "Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Barang siapa berjalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan memperpanjangkannya di antara jalan-jalan yang ada di surga, sedangkan malaikat akan meletakkan sayapnya (memberikan doa) karena senang dengan para penuntut ilmu'."

Seluruh penghuni langit serta bumi dan ikan-ikan di dasar laut akan memintakan ampunan kepada orang yang mempunyai ilmu pengetahuan. Kelebihan dan keutamaan orang yang mempunyai ilmu pengetahuan atas ahli ibadah bagaikan keutamaan bulan pada malam purnama atas bintang-bintang di sekitarnya. Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para nabi dan para nabi tidak mewariskan dinar atau dirham, tetapi mewariskan ilmu pengetahuan. Barang siapa mengambilnya berarti telah mengambil bagian yang banyak (HR Abu Daud). Hadis di atas menggambarkan terdapat keutamaan ahli ilmu (ulama). Pertama, bermanfaat buat orang lain.

Seseorang yang mempunyai ilmu pengetahuan dapat membuat inovasi terbaru berupa karya. Sedangkan karya-karyanya berguna untuk kepentingan orang lain dan menyelesaikan masalah kehidupan. Misalkan, inovasi pertanian seperti perbenihan. Ahli ilmu yang bisa melakukan rekayasa terhadap genetik benih sehingga tanaman tidak mati terkena banjir dan kekeringan. Inovasi tersebut berguna untuk masyarakat secara luas. Sedangkan sebaikbaiknya umat adalah yang bermanfaat untuk orang lain.

Kedua, terhindar dari kebodohan. Mengurungkan niat untuk menuntut ilmu maka bersiap maraknya kebodohan. Islam menyuruh umatnya untuk menuntut ilmu agar meningkat pengetahuannya dan bisa mengarungi kehidupan di dunia, sehingga mudah mempertanggungjawabkan di akhirat.

Ketiga, ahli ibadah. Seseorang mempunyai ilmu pengetahuan termasuk ahli ibadah. Saat dia menyebarkan ilmu itu kepada orang lain dan terhindar dari kebodohan maka sudah mengalir pahala untuknya. Negeri ini pasti jaya dan sejahtera kalau benar seseorang yang sudah memiliki ilmu kemudian menerapkan ilmunya. Sedangkan, menyembunyikan ilmu dari orang lain padahal mengetahui, maka dia tidak akan mewariskan ilmu itu kepada orang lain. Jumlah orang pandai akhirnya tidak bertambah karena menyembunyikan ilmu.

Keempat, pejuang hebat. Ahli ilmu termasuk pejuang. Mempelajari sebuah ilmu butuh waktu, konsistensi, pengamatan dan analisis, serta sampai kepada percobaanpercobaan. Di samping itu, penuntut ilmu jangan menjadi pencuri ilmu pengetahuan. Sebutkanlah siapa pemilik asli dari ilmu itu. Ada nilai etika yang harus dipahami oleh orang yang sedang berjuang untuk mendapat ilmu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement