Rabu 28 Jun 2017 14:14 WIB

Mukjizat Terbesar

Alquran
Alquran

Oleh: Siti Faizah

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Alquran sebagai mukjizat terbesar melewati tantangan para penyair, ahli retorika dan sastrawan Arab, seperti Musailamah, Lubaid bin Rabiah yang telah mencoba seorang diri atau bersekutu membuat yang serupa dengan surah terpendek kitab suci tersebut.

Misalnya, al-Kautsar, an-Nashr, atau al-'Ashr. Ini merupakan tantangan awal membuat surah seperti yang ada di dalam Alquran (QS al-Isra: 88, at-Thur: 32-34). Selanjutnya tantangan membuat 10 surah (QS Huud: 13), hingga satu surah saja (QS al-Baqarah:23, Yunus: 38). Namun, tidak satu pun yang bisa menjawab tantangan itu. Segala se suatu yang bersumber dari Tuhan tidak mungkin dapat ditantang. Tantangan ini memaksa manusia mengakui Alquran sebagai firman Allah, bukan perkataan Muhammad SAW.

Sejarah meyakini kebenaran mukjizat Alquran sebagai anugerah Allah Ta'ala. Dan Alquran akan selalu berhadapan dengan kaum penentang dan penantang, sebagai bentuk kesombongan dan kezaliman manusia (QS 27: 14) Sebagai kitab pedoman hidup, Alquran hadir sebagai mukjizat terlengkap yang tampak pada pesannya yang komprehensif (QS al-An'am: 38) dan universal (QS an-Nahl: 89).

Alquran melengkapi seluruh risalah Ilahi, meluruskan yang keliru, sebagai perekat, penyambung, pemersatu, dan pamungkas. Alquran mengandung mukjizat spesifik dan luar biasa yang tidak dimiliki oleh kitab samawi lain.

Di dalamnya terkandung isyarat mengenai semua ilmu pengetahuan, baik fisika, kimia, biologi, astronomi, maupun lainnya. Isyarat segala pengetahuan ini menunjukkan kekuasaan Allah yang tidak terhingga (QS 41: 53).

Banyak ayat Alquran yang hakikat kebenarannya baru terdeteksi ke mu dian oleh lapangan ilmiah sebab keter batasan ilmu dan pengetahuan manusia, "Dan sesungguhnya kamu akan mengetahui (kebenaran) berita Alquran setelah beberapa waktu lagi." (QS 38: 88).

Sebagai mukjizat yang teruji, Alquran berhasil mencetak generasi terbaik, menyatukan berbagai kabilah yang semula saling bertikai dan ber musuhan, dipersatukan dengan aki dah 'laa ilaaha illallah,' pesan utama dan abadi seluruh utusan Allah sejak Adam hingga Rasul SAW.

Alquran boleh diterjemahkan dalam berbagai bahasa, tetapi ayat Alquran harus tetap dibaca dalam bahasa asli (Arab). Saat ayat suci dibaca dengan tartil, banyak hati tertunduk mendengarkannya, tenang, dan tenteram.

Membahas mukjizat Alquran tidak ada habisnya. Meski ilmuwan dari seluruh disiplin ilmu berkumpul, tidak mengenal kata akhir menuntaskan berbagai sisi mukjizatnya. Sikap kontra terhadap mukjizat Alquran akan menjauhkan nilai-nilai Alquran dari perhatian umat Islam. Kitab suci bukan sekadar bacaan, melainkan perlu ada semangat untuk selalu menadaburinya.

Tujuannya agar ayat-ayat itu lebih bermanfaat mengantarkan kejayaan hidup bagi umat Islam. Alquran menenteramkan kehidupan dengan mengamalkannya dan terus menggali mukjizatnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement