Selasa 25 Apr 2017 17:59 WIB

Sisi Lain Isra Mi'raj

Dome of The Rock (Masjid Kubah Batu) di Yerusalem, Palestina.
Foto: theodora.com
Dome of The Rock (Masjid Kubah Batu) di Yerusalem, Palestina.

Oleh: Siti Faizah, Ketua Umum PP Salimah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap tahun umat Islam memperingati peristiwa besar dalam sejarah dakwah Muhammad SAQ, Isra dan Mi’raj. Pada suatu malam, Isra berlangsung dari Masjid al-Haram menuju Masjid al-Aqsha.

Kemudian di-mi’raj-kan dari Masjid al-Aqsha ke langit tertinggi. Makna tentang Mi’raj telah banyak dibahas sebagai momen pemberian perintah melaksanakan shalat wajib lima waktu kepada seluruh umat Muhammad SAW.

Di sisi lain, Nabi terakhir yang diutus kepada manusia ini pernah diperjalankan atau di-isra-kan oleh-Nya dan peristiwa ini diabadikan kebenarannya dalam firman Allah Ta’ala di awal surat yang diberi nama al-Isra’ yang mengawali juz ke-15 Alquran al-Karim. 

Penamaan surat, sebab penurunan, peletakan, dan pesan-Nya dalam surat yang terdiri dari 111 ayat itu, tentu mengandung pembelajaran bagi orang beriman yang membaca dan men-tadabburi-nya. Nama al-Isra mengindikasikan pentingnya perjalanan, bukan sekedar rekreasi dan perjalanan pada umumnya.

Persinggahan Nabi Saw di Masjid Al-Aqsha bukan kebetulan atau sekedar istirahat. Konteks Masjid al-Aqsha di Palestina sebagai tujuan Isra yang pertama menandakan pengakuan akan tempat bersejarah bagi para utusan Allah dari Adam alaihissalam hingga Isa alaihissalam, Nabi dan Utusan Allah sebelum Muhammad SAW, sekaligus menandakan peralihan, pewarisan dan estafet kerasulan kepada Muhammad Saw yang bukan dari kalangan Bani Israil. 

Surat yang juga dikenal dengan Surat Bani Israil ini antara lain berisi tentang kandungan Taurat  yang tercakup dalam 15 ayat. Juga menyebutkan  pengusiran dua kali terhadap Bani Israil akibat kesengsaraan, kehancuran, kesewenang-wenangan dan kerusakan yang dibuat oleh mereka terhadap diri mereka.

Dengan kesombongannya, mereka mencaci, memusuhi bahkan membunuh utusan Allah. Melakukan perubahan baik dalam bentuk pengurangan dan penambahan terhadap isi Kitab Suci yang pernah diamanahkan kepada mereka mulai dari Taurat, Zabur hingga Injil. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement