Jumat 31 Mar 2017 14:00 WIB

Berwudhu dalam Aksi

Wudhu
Foto: Pandega/Republika
Wudhu

Oleh: Muhammad Arifin Ilham 

 

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hal ringan, sederhana, tetapi sangat besar nilai manfaatnya, yaitu "Dawaamul Wudhu", kebiasaan selalu menjaga wudhu. Sungguh dahsyat jika di semua aktivitas teriringkan amal wudhu. 

Ia berwudhu bukan karena hendak shalat, melainkan dalam segala hal. Berangkat kerja, ke kantor, pasar, sawah, melaut, ia tetap berwudhu. Mengurus rutinitas rumah dalam keadaan wudhu. Hendak tidur ia berwudhu. Di ruang meeting, kafe, dan tempat mana pun selalu dalam keadaan suci, berwudhu.

Termasuk tentu saja, sebagai penghormatan penulis akan aksi yang hari ini akan digelar dalam tajuk Aksi Bela Islam 313, pesan ini tentu alamat awalnya adalah untuk penulis sendiri dan umumnya untuk kita semua; mari jaga wudhu. Luruskan niat semata hanya mencari keridhaan Allah, ikuti seruan dan titah pimpinan yang menjadi amir dalam aksi ini. Jangan anarkistis, tunjukkan kemuliaan akhlak. Bersuaralah dengan penuh kelembutan tapi tegas dan menghunjam pesan moralnya.

Jadi, mohon sebelum turun aksi, berwudhulah. Ajak dan bersamai kesucian hati untuk menyukseskan serta memberkahi setiap langkah dan harakah syiar dakwah keumatan ini. Percayalah, aksi ini insya Allah dijaga oleh-Nya. Mengapa? Dalam keadaan berwudhu berarti dalam tatapan cinta dan kasih sayang Allah (QS al-Baqarah, 2: 222). Saat kita berwudhu itu artinya kita sedang menerjemahkan dengan amali Sunnah mulia Rasulullah Saw, "Tiada yang serius yang selalu menjaga wudhunya kecuali yang benar-benar beriman."

"Ya Allah ampunilah dosanya, rahmatilah ia sampai wudhunya batal," demikian ujaran doa malaikat kepada orang yang menjaga wudhu. Berarti orang yang berwudhu dalam siraman doa para malaikat. 

Penulis membayangkan, para peserta aksi yang datang dengan membawa air wudhu jika mereka bersatu dan melebur dalam lautan manusia, maka terpancarlah dari wajah-wajah indah mereka gurat semangat penun iman, bersih, segar, dan bercahaya mukanya. Dan aura itu secara bergelombang bervibrasi menuju Arasy-Nya.

Saat ada hal yang berupaya menggelincirkan niat dan aksi kita, karena kita berwudhu, maka sedari air wudhu itu membasahi wajah kita maka nafsu maksiat untuk berbuat jahat dan nista terikat kuat. Orang berwudhu itu energinya maunya hanya yang baik, halal, dan positif.

Andaipun dalam perjuangan ini menemukan kesyahidan, haqul yaqin tercatat syahid husnul khatimah dan kuburnya akan terang benderang. Terangnya kubur karena pancaran dari tubuhnya yang menjaga wudhu.

Dan yang membahagiakan di Akhirat kelak, Allah golongkan para penjaga wudhu ke dalam golongan "Ahlul Karaami", hamba Allah yang memiliki kedudukan mulia di sisi-Nya. "Sejatinya, umatku pada Hari Kiamat akan datang dalam kondisi wajah dan ujung-ujung tangan dan kakinya bersinar tersebab wudhu dalam kesemasaan hidupnya." (HR Bukhari Muslim).

Selamat beraksi, sukses dan berkah untuk negeri yang kita cintai ini. Terutama untuk Jakarta, yang semakin maju kotanya dan bahagia warganya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement