Ahad 19 Feb 2017 06:00 WIB

Memohon Doa di Mihrab

Bertepatan dengan pemeriksaan Habib Riziek Shihab di Mapolda Jabar, massa berdoa pada zikir bersama, di Masjid Pusdai, Kota Bandung, Senin (13/2).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Bertepatan dengan pemeriksaan Habib Riziek Shihab di Mapolda Jabar, massa berdoa pada zikir bersama, di Masjid Pusdai, Kota Bandung, Senin (13/2).

REPUBLIKA.CO.ID, Sebut saja fulan, seorang warga Jakarta yang gemar beribadah dan sedekah. Shalatnya jarang ketinggalan. Haji dan umrah sudah dilakukan. Untuk berbagi kebahagiaan, puluhan karyawan sudah diberangkatkannya pergi umrah. Dia pun tak ragu membiayai pembangunan mushala sederhana di sebuah kampung. Fulan bercita-cita amal dan kebajikannya dapat membuat dia segera memiliki momongan. Hanya, apa daya doanya masih belum terkabulkan. Dia pun pasrah dengan kehendak Allah SWT. 

Kisah ini kerap kita dengar saat ada hijab antara doa seorang hamba dan Tuhannya. Sering kali doa kita tertunda meski merasa sudah melakukan segala prosedur yang disyariatkan-Nya. Di sisi lain, tak jarang kita mendengar keajaiban doa. Salah satunya adalah doa Nabi Zakariya yang direkam di dalam Alquran. 

"Maka Tuhan Pemeliharanya menerimanya dengan penerimaan yang baik dan menumbuhkembangkannya (mendidiknya) dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakariya pemeliharanya. Setiap Zakariya masuk untuk menemuinya di Mihrab, dia mendapati rezeki di sisinya. Zakariya bertanya, 'Wahai Maryam, dari mana engkau memperoleh (rezeki) ini?' Dia menjawab: 'Ia dari sisi Allah, sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab'." (QS Ali Imran: 37)

Zakariya adalah salah satu nabi Bani Israil dengan garis keturunan yang sampai kepada Sulaiman putra Daud AS. Dia menikah dengan saudara ibu Maryam. Ada juga riwayat yang mengatakan, dia menikah dengan saudara Maryam. Zakariya juga merupakan pemimpin rumah-rumah suci orang Yahudi.

Menurut Quraish Shihab dalam Tafsir al-Mishbah, ada keistimewaan yang dianugerahkan Allah kepada Maryam. Keistimewaan ini tampak di antara kaumnya. Maryam pun diperebutkan di antara pemimpin-pemimpin rumah suci agar masuk dalam pengasuhan mereka. Alhasil, mereka pun sepakat melakukan undian.

Sesuai dengan firman Allah QS Ali Imran ayat 44. "Engkau wahai Muhammad tidak hadir beserta mereka ketika mereka melemparkan anak-anak panah mereka (untuk mengundi) siapa di antara mereka yang akan memelihara Maryam. Dan, kamu tidak hadir di sisi mereka ketika mereka bertengkar." 

sumber : Dialog Jumat
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement