Kamis 16 Feb 2017 10:02 WIB

IZZASpirit

Cagub No 1 Agus Harimurti Yudhoyono (kiri) bersama istri Anissa Pohan menunjukkan jari usai melakukan pencoblosan Pemilihan Kepala daerah DKI Jakarta di TPS 06 Rawa Barat, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (15\2).
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Cagub No 1 Agus Harimurti Yudhoyono (kiri) bersama istri Anissa Pohan menunjukkan jari usai melakukan pencoblosan Pemilihan Kepala daerah DKI Jakarta di TPS 06 Rawa Barat, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (15\2).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh:  Ustaz Ahmad Buchory Muslim

Ada banyak pelajaran menarik yang kita petik dari setiap peristiwa atau kejadian, itulah yang sering kita sebut dengan hikmah. Dan jika hikmah mampu kita dapatkan, maka sesungguhnya kita telah memperoleh kebaikan yang sangat banyak.

Peristiwa Pilkada, khususnya Jakarta sebagai Ibukota Negri ini yang menyedeot perhatian berbagai pihak dan kalangan, membuat kita semakin banyak memetik hikmah yang luar biasa besar dan banyaknya. Di Pilkada Ibukota ini kita melihat, menyaksikan dan merasakan banyak sekali resonasi, daya getar bahkan arus deras yang yang berseliweran mencari tautannya masing-masing sampai-sampai pencari keuntungan dan kepentingan jangka pendek mengerahkan segenap energi dan daya di luar norma dengan menghalalkan segala cara.

Ada yang berjalan normal bagai air mengalir, slow, tenang, dan saatnya bisa menerjang. Ada yang seradak seruduk, ugal-ugalan bahkan bar-bar seperti di negeri antah berantah dengan segala ambisi, kepongahan dan nafsu serakah yang sudah mulai keluar dari rel sesungguhnya. Jangankan rel norma dan agama, rel demokrasi yang didewakanpun tak digubris apalagi dituruti.

Ada bahkan yang berkomentar, kalau begitu ngotot, mati-matian, bernafsu dan sangat ambisius seperti ini, apa sebenarnya tujuan merebut jabatan Gubernur dan Wakil ini? Kepentingan rakyat dan bangsakah atau hanya kepentingan dompet, perut dan di bawah perut ? Ah, sangat mengerikan dan wal'iyaadzu billah kalau ini yang jadi pemenang.

Kali ini, kita belum menyorot itu. Saya lebih tertarik menyorot "anak ingusan" meminjam istilah peniliti keblinger INB, yakni " Fenomena AHY ". Yaa, fenomena Agus putra SBY.

AHY, yang nama lengkapnya H Agus Harimurti Yudhoyono, MA,MPA, MSc adalah contoh sukses anak muda negeri yang dengam segudang prestasi. Dia contoh pemimpin muda Muslim yang cerdas dan layak dibanggakan. Bukan semata sebagai anak mantan Presiden, tetapi benar-benar karena prestasi dan kemanpuan personalnya yang luar biasa.

Secara khusus saya mengapresiasi "kemenangan" AHY sejak awal, di saat pihak lain sudah mempersiapkan atau minimal mencium aroma kekalahannya. Yaa, saya menyebut aroma kemenangan karena boleh jadi hikmah besar dari tampilnya AHY sejak awal adalah sebagai kuda hitam atau penyumbang kemenangan yang sesungguhnya.

Terus terang, secara pribadi saya tidak mengenal bahkan bertemu mukapun rasanya belum pernah. Tetapi saya merasa dekat dengan spirit, cita-cita, ruhiyah dan insya Allah ikatan iman tentunya.

Begitu melihat angka AHY, yang tertinggal dari dua paslon lainnya, di laman Fb secara khusus saya menulis, Mas Agus, Anda telah menang sesungguhnya, karena Mba Anisah sudah berhijab, semoga Bu Ani segera nyusul. Kemenangan Ruhiyah ini yang saya maksud dan semoga Mas Agus merasakan yang sama.

Hal ini insya Allah kita dapat lihat dan baca dari pidato AHY atas realitas terkini dari perkembangan Pilkada Ibukota ini. Semoga pengalaman "Uji Nyali" ini menjadi pemantik kesuksesan buat Mas Agus di masa yang akan datang.

Terakhir, salam kenal saya Mas. Anda luar biasa, anda hebat ! Anda pemenang sesungguhnya. Salam saya buat keluarga, terkhusus buat Ibunda Ani, semoga segera nyusul Mba Anisah berhijab.

والله اعلم وبارك الله فيكم

_Baity Jannaty_,

19 Jum Awwal 1438 H

16 Februari 2017 M

Akhukum Fillaah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement