Kamis 05 May 2016 05:00 WIB

Keluarga yang Sujud

Wanita sujud (ilustrasi).
Foto: Wordpress.com
Wanita sujud (ilustrasi).

Oleh Asep Sapaat

REPUBLIKA.CO.ID, Sesungguhnya, hidup itu membangun peradaban. Maka, membangun dan menghidupkan rumah tangga menjadi perkara yang amat penting. Keluarga menjadi basis utama pembangunan peradaban.

Siapa abaikan keluarga, dia abaikan masyarakat. Siapa abaikan masyarakat, dia abaikan bangsa dan negara. Karena dianggap sepele, bisa jadi kita tak sungguh-sungguh memahami tujuan hakiki membangun rumah tangga. 

Tujuan hidup manusia adalah sujud dan beribadah kepada Allah SWT (QS adz-Dzaariyat: 56).  Maka, visi berkeluarga adalah membangun rumah tangga yang bisa sujud secara berjamaah. Saat suami atau istri pilihan kita tak mau sujud, jangan pernah berharap ada kebahagiaan dunia akhirat.

Karena sejatinya, pernikahan menjadi salah satu cara terbaik untuk mengingat kebesaran Allah SWT dengan segala hikmah yang terkandung di dalamnya. Firman Allah SWT, "Dan, segala sesuatu kami jadikan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah." (QS adz-Dzaariyat: 49). 

Jika hendak membangun rumah tangga yang diberkahi Allah SWT maka cermatlah dalam memilih pasangan hidup. Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya perempuan itu dinikahi orang karena agamanya, kedudukan, hartanya, dan kecantikannya maka pilihlah yang beragama." (HR Muslim dan Tirmidzi). Pilihlah suami atau istri karena agama, iman, dan akhlaknya. Menikahlah dan sayangilah pasangan karena Allah. Bangunlah keluarga karena Allah. Inilah ikhtiar terbaik agar mendapat keberkahan dan ridha Allah SWT.  

Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang menikahkan (putrinya) karena silau akan kekayaan lelaki meskipun buruk agama dan akhlaknya maka tidak akan pernah pernikahan itu diberkahi-Nya. Siapa yang menikahi wanita karena kedudukannya, Allah akan menambahkan kehinaan kepadanya. Siapa yang menikahinya karena kekayaan, Allah hanya akan memberinya kemiskinan. Siapa yang menikahi wanita karena bagus nasabnya, Allah akan menambahkan kerendahan padanya. Namun, siapa yang menikah karena ingin menjaga pandangan dan nafsunya atau karena ingin mempererat kasih sayang, Allah senantiasa memberi berkah dan menambah keberkahan itu padanya." (HR Thabrani). Maka, menikahlah karena Allah SWT. Utamakan iman dan akhlak. Hasilnya, rumahku adalah surgaku.

 

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement