Kamis 26 Nov 2015 05:47 WIB

Menebar Damai Menuai Surga

Rasulullah SAW mengajarkan kepada umatnya untuk sering-sering merasakan lapar dan dahaga karena dapat mengetuk pintu surga.
Foto: Solangelage.bs.com
Rasulullah SAW mengajarkan kepada umatnya untuk sering-sering merasakan lapar dan dahaga karena dapat mengetuk pintu surga.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Abdul Syukur

Dalam kitab shahihnya, Imam Muslim menyebutkan sebuah hadis riwayat dari Abu Hurairah RA yang menyatakan, Rasulullah SAW pernah bersabda kepada para sahabat, “Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman, dan kalian tidak akan beriman sampai kalian saling mencintai antar sesama. Maukah kalian, aku tunjukkan suatu perbuatan, jika kalian melakukannya, maka kalian akan saling mencintai, yaitu tebarkan salam di antara kalian.”

Hadis ini menegaskan syarat-syarat yang harus dilakukan seseorang jika ingin masuk surga, dan syarat-syarat ini saling berkelindan antara yang satu dengan yang lain.

Pertama, orang tersebut harus beriman. Iman dalam arti yang sesungguhnya, yaitu mempercayai adanya Allah SWT, dan meyakini Allah SWT merupakan Tuhan alam semesta, Yang Maha Pencipta dan Mahakuasa atas segalanya.

Percaya adanya malaikat-malaikat Allah, dan meyakini bahwa mereka tidak pernah membangkang kepada Allah SWT dan selalu melaksanakan semua perintah-perintah-Nya.

Percaya bahwa Allah SWT menurunkan kitab suci sebagai pedoman bagi umat manusia, agar mereka selamat di dunia dan akhirat. Percaya bahwa Allah SWT mengutus para nabi dan para rasul untuk membimbing umatnya ke jalan yang benar.

Percaya akan adanya hari kiamat dan kehidupan setelahnya sebagai hari pembalasan. Dan percaya akan qadha dan qadar yang telah Allah tentukan bagi segenap makhluk-Nya.

Kedua, saling mencintai antarsesama. Ini merupakan syarat seseorang untuk bisa beriman. Karena tanpa adanya syarat ini, seseorang tidak bisa disebut beriman. Mencintai sesama maksudnya adalah memperlakukan orang lain sama dengan dirinya.

Jika ia senang diperlakukan dengan baik oleh orang lain, maka senyatanya orang lain juga ingin diperlakukan dengan baik pula olehnya.

Demikian juga sebaliknya, ketika ia tidak ingin diperlakukan buruk oleh orang lain, maka orang lain juga tidak ingin mendapat perlakukan yang tidak baik darinya.

Dalam hadis yang lain disebutkan, “Tidak beriman seseorang dari kalian sampai ia mencintai sesuatu untuk orang lain, sebagaimana ia mencintainya untuk dirinya sendiri.” (HR Bukhari).

Bahkan dalam hadis yang diriwayatkan dari Abu Syuraih Nabi Muhammad SAW sampai bersumpah tiga kali, “Demi Allah tidak beriman, demi Allah tidak beriman, demi Allah tidak beriman!” Para sahabat bertanya, “Siapa wahai Rasulullah?” Nabi menjawab, “Orang yang membuat orang-orang dekatnya tidak aman dari keburukannya.” (HR Bukhari).

Dari berbagai hadis ini, syarat agar seseorang mendapat kesempurnaan iman, maka ia harus mencintai antarsesama manusia, bahkan sesama makhluk Allah.

Dan di antara bukti kecintaan seseorang pada orang lain adalah ia memperlakukan orang lain sebagaimana ia ingin diperlakukan oleh orang lain.

Ketiga, menyebarkan salam. Ini merupakan petunjuk dari Nabi SAW agar seseorang bisa mencintai antarsesama manusia. Menyebarkan salam maksudnya setiap bertemu orang mengucapkan, Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh yang artinya kita mendoakan mereka, Semoga keselamatan, rahmat Allah dan berkahnya tercurah pada kalian!

Jika ada orang yang setiap bertemu orang lain selalu menyampaikan pesan damai ini, maka orang yang ada di sekitarnya akan merasa aman, nyaman dan damai. Sehingga orang tersebut akan dicintai oleh masyarakat sekitarnya.

Jika ketiga syarat ini terpenuhi, yaitu menyebarkan salam, saling mencintai antarsesama dan mendasari keduanya dengan keimanan, maka ia pantas masuk surga dengan damai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement