Jumat 20 Nov 2015 17:08 WIB

Karena Kita Cinta Dunia dan Takut Mati

Dzikir
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Dzikir

Oleh Muhammad Arifin Ilham

 

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dan Paris pun terguncang. Dari rilis resmi, 153 orang telah terenggut nyawanya dalam tragedi Jumat (13/11). Bom meledak atau diledakkan di enam titik di kota kiblat fashion dunia itu. Menilik dari jumlah korbannya, peristiwa ini boleh jadi merupakan salah satu peristiwa terorisme terbesar di Eropa sejak Perang Dunia ke-II. Mata dunia pun berduka atas peristiwa ini.

Baik, kita boleh bersedih dan berduka untuk korban Paris. Tetapi jangan lupakan, ada kelompok yang juga menjadi korban dari tragedi ini. Mereka memang tidak mengalaminya langsung, tapi kelompok ini akan menjadi salah satu yang paling merasakan pahitnya tragedi pengeboman Paris. Mereka adalah komunitas Muslim di Eropa, terutama yang berada di negara Prancis.

Saudara-saudara kita harus bersiap-siap untuk menerima perlakuan tidak menyenangkan dari warga Barat yang termakan hasutan media. Dan juga jangan lupakan, peristiwa superdahsyat telah terjadi dan sedang terjadi di tanah negeri-negeri Islam. Di Palestina, Afghanistan, Irak, Suriah, Rohingnya, dan lain-lain. Kemana suara empati dunia untuk kesewenang-wenangan yang terlestari terus-menerus itu. Semua seperti mendadak tuli, buta, dan bisu.

Kolaborasi kaum musyrikin dengan Muslim yang faasiqiin dan munafiqin, semakin meringkihkan keadaan umat Islam. Berharap kepada saudaranya yang seiman, sayangnya mereka lebih asyik menikmati ingar-bingar kemaksiatan dan gemerlap dunia. Mereka cuek, masa bodoh dan tidak mau peduli sedikit pun terhadap keadaan saudaranya yang seiman.

Subhanallah, keadaan ini persis dengan apa yang telah Rasulullah sampaikan 15 abad silam. Dari Tsauban RA Rasulullah SAW bersabda, "Hampir terjadi kelak keadaan yang mana umat-umat lain akan mengerumuni kalian bagai orang-orang rakus yang makan mengerumuni makanannya." Salah seorang sahabat berkata, "Apakah karena sedikitnya kami ketika itu?" Nabi SAW berkata: bahkan, pada saat itu kalian banyak jumlahnya, tetapi kalian bagai ghutsa'(buih kotor yang terbawa air saat banjir). Pasti Allah akan cabut rasa segan yang ada di dalam dada-dada musuh kalian, kemudian Allah campakkan kepada kalian rasa wahn. Kata para sahabat, "Wahai Rasulullah, apa wahnitu? Beliau bersabda, `Cinta dunia dan takut mati'." (HR Abu Daud No 4297, Ahmad 5/278).

Ya, kita lebih mencintai dan menikmati urusan dunia, sampai-sampai setiap hari darah tumpah di bumi Islam, kita tidak mengetahuinya. Ikhwah, semakin takutlah kepada Allah. Tetapkan diri dalam istiqamah. Bangunlah shalat malam, selalu berjamaah Subuh di masjid. Hidupkan hati dengan zikir dan selalu jaga wudhu. Hidupkan sunah Rasulullah. Bimbing dan selamatkan keluarga. Bergabunglah dengan para sahabat yang saleh. Dengarkan nasihat hikam. Bergurulah kepada ulama istiqamah. Hadirilah majelis ilmu dan zikir.

Lalu, maksimalkan perhatian, pikiran, harta, dan doa terhadap keadaan umat Islam. Terutama sederhanalah, jangan banyak tertawa dan jaga perasaan. How can we sleep on the blood of syuhada Palestina, Afghanistan, Irak, Suriah, Afrika. Tetaplah bangga dengan Islam. Teruslah kibarkan panji dakwah Islam.

Sikap ini pasti akan dianggap asing, aneh, kampungan, sok alim, ekstrem, bahkan dituduh teroris. Rasulullah bersabda, "Islam muncul dalam keadaan asing dan akan kembali asing sebagaimana munculnya. Karena itu, beruntunglah orang-orang yang asing," (HR Muslim). Allahummaya Allah selamatkanlah kami, keluarga kami, negeri kami, seluruh umat Rasulullah yang sangat kami cintai.Amin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement