Rabu 15 Jul 2015 05:59 WIB

Ciri Alumni Universitas Ramadhan

Ilustrasi Ramadhan
Foto: Reuters/Mani Rana
Ilustrasi Ramadhan

Oleh: Imam Nur Suharno

Ramadhan yang merupakan bulan pendidikan akan segera berakhir. Gelar muttaqin atau orang bertakwa pun akan didapat jika kita berhasil menjalankan ibadah puasa dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala dari Allah SWT.

Dengan gelar takwa setelah menunaikan puasa, selain meraih ampunan dan jaminan surga, seorang Muslim memperoleh kemuliaan di sisi-Nya (QS al-Hujurat [49]: 13). Ramadhan bagaikan sebuah universitas bagi Muslim untuk menjalani pendidikan.

Keberhasilan seorang mahasiswa yang menjalani proses pendidikan di Universitas Ramadhan, tidak dilihat dari aktivitasnya selama di kampus, tetapi sejauh mana ia dapat merealisasikan nilai-nilai pendidikan Ramadhan pada sebelas bulan berikutnya.

 

Karena itu, Ramadhan menjadi permulaan atau pijakan menuju perubahan kehidupan yang lebih baik, dalam skala individu, keluarga, masyarakat, bahkan secara lebih luas, bangsa dan negara.

Perubahan tersebut mencakup perubahan secara vertikal (hablum minallah) dan horizontal (hablum minannas). Perubahan menuju perbaikan dalam berbagai dimensi kehidupan merupakan keniscayaan bagi seorang Muslim.

Selama Ramadhan, Muslim tak diperkenankan melakukan hal-hal yang pada hakikatnya halal jika dilakukan pada siang hari selain Ramadhan, seperti makan dan minum. Maka seusai Ramadhan, Muslim harus memiliki komitmen kuat soal makanan ini.

Ini berarti, Muslim mestinya hanya mengonsumi makanan dan minuman yang jelas asal-usulnya atau berstatus halal. Saat Ramadhan, Muslim juga didorong untuk menghindari setiap perkataan kotor.

Maka, tatkala telah lulus dari Universitas Ramadhan, seorang alumnus harus berkomitmen selalu mengeluarkan ucapan yang baik dan berusaha menjauhi segala bentuk permusuhan dan menyakiti hati orang lain.

Ramadhan juga melatih Muslim untuk banyak mengeluarkan infak. Setelah melewati Ramadhan maka kita dituntut memiliki komitmen untuk selalu peduli terhadap orang-orang yang membutuhkan pertolongan.

Muslim yang selalu dilatih disiplin waktu melalui sahur dan berbuka pada waktu yang telah ditentukan diharapkan senantiasa setelah mengikuti penempaan di Universitas Ramadhan, berdisiplin dalam menjalani kehidupannya.

Karena itu, bila diikuti secara serius, proses pendidikan selama bulan Ramadhan berpotensi memicu perubahan kehidupan setiap Muslim ke arah yang lebih baik. Ada perbaikan yang tercapai pascapuasa Ramadhan.

Dengan demikian, idealnya, dari rahim Universitas Ramadhan tersebut lahir sumber daya manusia unggul, seperti bayi yang baru lahir, sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Barang siapa berpuasa dengan niat mencari pahala dari Allah SWT maka ia keluar dari bulan Ramadhan sebagaimana bayi yang baru lahir.”

Semoga kita menjadi alumni yang dapat menjaga kebiasan baik dan amal saleh yang telah diajarkan selama proses pendidikan di Universitas Ramadhan. Amin.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement