Senin 02 Jan 2012 15:45 WIB

Inilah Adab Berkendaraan Ala Islam ( Bag 1)

Kemacetan lalu lintas di jalanan kota Kairo, Mesir
Foto: jalopnik.com
Kemacetan lalu lintas di jalanan kota Kairo, Mesir

REPUBLIKA.CO.ID, Angka kecelakaan lalu lintas di Indonesia terus meningkat. Kepolisian Republik Indonesia (Polri) mencatat, sepanjang 2011 kasus kecelakaan lalu lintas (laka lantas) mencapai  106.129 kasus. Dibanding tahun sebelumnya, laka lantas di seantero Indonesia naik 1,24 persen.

Sedikitnya 30.629 orang meninggal dunia akibat mengalami kecelakaan di jalan raya. Belum lagi ditambah luka berat dan ringan. Sebanyak 35.787 orang mengalami luka berat dan 107.281 orang mengalami luka ringan. Mengapa semua ini terjadi?

Kehidupan di era modern memang menuntut kecepatan. Tak heran, jika setiap orang membutuhkan sarana transportasi untuk mengantarnya ke berbagai tempat yang akan dituju. Namun, banyak pengendara kendaraan yang mengabaikan aturan berlalu lintas.

Di setiap negara, para pengendara kendaraan bermotor diwajibkan mematuhi aturan lalu lintas yang telah ditetapkan dalam undang-undang yang berlaku. Khusus bagi umat Muslim, ajaran Islam juga ternyata mengatur tata cara atau adab berkendaraan yang tentunya berlaku secara universal.

 

Syekh Abdul Azis bin Fathi as-Sayyid Nada dalam  kitab Mausuu’atul Aadaab al-Islamiyah, memaparkan adab-adab berkendaraan yang perlu dipatuhi oleh seorang Muslim.  Pertama, niat yang baik. Seorang Muslim ketika naik kendaraan atau menggunakan alat transportasi harus meniatkan diri untuk mencapai tujuan yang benar.

 ‘’Di antaranya untuk menyambung tali silaturahim, mencari nafkah, ziarah karena Allah. Selain itu, juga berniat akan berlaku baik terhadap kendaraan yang dinaiaki sesuai dengan syariat Allah SWT,’’ tutur Syekh as-Sayyid Nada.

Kedua, mengakui nikmat Allah Ta’ala. Menurut ulama terkemuka itu, ketika sedang mengendarai kendaraan ataupun setelahnya hendaknya seorang hamba mengakui limpahan nikmat yang diberikan kepadanya. Sebab, berkat kendaraan yang dianugerahkan Allah SWT itu, seseorang bisa menghemat waktu dan tenaga untuk sampai ditujuan.

 

Ketiga, memilih kendaraan yang cocok untuk perjalanan. Ajaran Islam sangat memperhatikan keselamatan dan kenyamanan. Karena itu, menurut Syekh as-Sayyid Nada,  seorang Muslim hendaknya memilih kendaraan yang paling bermanfaat dan cocok untuk mencapai tujuan.

Keempat, mempersiapkan alat transportasi. Setiap Muslim yang hendak bepergian hendaknya mempersiapkan alat transportasi yang akan digunakannya, jika kendaraan tersebut milik pribadi. Syekh as-Sayyid Nada menganjurkan agar sebelum digunakan, kendaraan diperiksa mesinnya, bahan bakarnya, onderdil-onderdilnya. ‘’Jika kendaraan itu berupa hewan tunggangan, hendaknya diperiksa kesehatan dan kekuatannya.’’

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement