Rabu 23 Apr 2014 16:24 WIB

Kisah Bijak Para Sufi: Kisah Pasir (1)

Gurun pasir.
Foto: Wordpress.com
Gurun pasir.

REPUBLIKA.CO.ID, Sebuah sungai, dari sumbernya di pegunungan yang nun jauh di sana, mengalir melewati berbagai pelosok negeri hingga akhirnya sampai di gurun pasir.

Sama seperti ketika ia menyeberangi setiap rintangan sebelumnya, ia mencoba yang satu ini, namun sia-sia sebab secepat ia berlari menuju pasir, secepat itu pula airnya lenyap.

Sungai itu yakin bahwa sudah takdir baginya untuk melintasi gurun itu, tetapi sejauh ini usahanya gagal. Lalu, terdengarlah suara teredam berbisik, datangnya dari arah gurun, "Angin bisa menyeberangi gurun, sungai pun bisa."

Sungai tidak sepakat, sebab keluhnya, meski dengan cepat ia menyeberangi pasir, ia mendapati dirinya hanya terserap; angin bisa terbang melintas, itu sebabnya angin bisa menyeberang.

"Dengan caramu menyeberang selama ini engkau takkan bisa melewati gurun. Kalau tidak lenyap, paling-paling engkau akan jadi rawa-rawa. Biarkan angin membawamu menyeberang, menuju sasaranmu."

Tetapi bagaimana hal itu mungkin terjadi? "Dengan memasrahkan dirimu menguap bersama angin."

Sungai itu menolak gagasan itu. Bagaimanapun, sebelumnya ia belum pernah terserap oleh angin. Ia tak mau kehilangan dirinya. Lagipula, sekali dirinya hilang, siapa yang bisa memastikan ia akan memperolehnya kembali?

"Angin," kata pasir itu, "memerankan fungsi semacam itu. Ia mengangkat air, membawanya melintasi gurun, dan lalu menjatuhkannya kembali. Jatuh sebagai hujan, air itu pun akan menjadi sungai."

"Bagaimana saya bisa percaya bahwa perkataanmu benar adanya?"

"Begitulah kebenarannya, dan jika engkau tidak percaya, tokh engkau tetap akan jadi rawa-rawa yang bisa berlangsung selama bertahun-tahun; tentu saja saat itu engkau tidak menjadi sebuah sungai."

sumber : Harta Karun dari Timur Tengah - Kisah Bijak Para Sufi oleh Idries Shah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement