Selasa 19 Sep 2017 21:33 WIB

Kemarau Melanda, Umat Islam Disunnahkan Shalat Istisqa

Rep: Ali Mansur/ Red: Endro Yuwanto
Warga menunaikan shalat Istisqa (ilustrasi).
Foto: Antara
Warga menunaikan shalat Istisqa (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat ini, musim kemarau berkepanjangan sedang melanda sejumlah wilayah di Indonesia. Akibatnya, di beberapa daerah terancam kekeringan dan krisis air bersih.

Mengatasi hal itu, umat Islam disunnahkan untuk melakukan Shalat Istisqa atau shalat untuk meminta diturunkan hujan.

Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat KH Cholil Nafis mempersilakan umat Islam yang daerahnya kekurangan air karena musim kemarau untuk melakukan Shalat Istisqa. Menurutnya, Shalat Istisqa sudah dilakukan sejak masa Rasulullah.

"Kami mempersilahkan kepada daerah yang merasa kekurangan air karena kemarau untuk Shalat Istisqa," ujar Cholil Nafis saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (19/9).

Namun, kata Cholil, ada beberapa pedoman yang harus diperhatikan sebelum melakukan Shalat Istisqa. Syarat untuk melakukan Shalat Istisqa harus diawali dengan pertaubatan terlebih dahulu. Kemudian shalat Istisqa dianjurkan untuk menghadirkan hewan ternak. "Membawa hewan diternak dianjurkan manakalanya kondisinya memungkinkan," jelasnya.

Selanjutnya, Shalat Istisqa juga dianjurkan untuk menggunakan pakaian yang sederhana. Kemudian, saat melaksakan Shalat Istisqa sebaiknya dilakukan di lahan terbuka seperti lapangan. Sunnahnya Shalat Istisqa tidak diselenggarakan di masjid atau di tempat elite. "Harus menampakkan diri butuh dan perlu. Maka dengan pakaian yang kurang baik di tempat atau ladang yang kering," tutur Cholil.

Shalat Istisqa dilakukan dengan dua rakaat yang dilanjutkan dengan khutbah. Dalam khutbahnya nanti, khatib menerangkan tentang urgensi Shalat Istisqa itu sendiri. Kemudian juga menjelaskan kebutuhan manusia akan rahmat Allah SWT dan lalu khatib meminta hujan kepada Allah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement