Jumat 29 Jun 2012 12:57 WIB

Bersuci dengan Air Zamzam, Apa Hukumnya?

Rep: Hannan Putra/ Red: Heri Ruslan
Sumur Zamzam
Foto: Abdullahshahgazi
Sumur Zamzam

REPUBLIKA.CO.ID,  Dalam Akhbar Makkah, Al Azraqi menyebutkan riwayat dari Sufyan dari Ashim Bin Bahlah dari Zar Bin Hubays berkata, “Aku pernah melihat Al Abbas Bin Abdul Muthallib di Masjidil Haram sedang mengelilingi sumur zamzam sambil berkata, Air zamzam tidak dihalalkan oleh Allah bagi orang yang berhadas besar (mughtasil), tapi tidak apa- apa bagi orang yang berhadas kecil (mutawadhdhi)."

Kalangan fukaha berselisih pendapat tentang hukum bersuci dengan air zamzam. Menurut Al Mawardi, air zamzam itu boleh (sah) diguna­kan untuk bersuci, tapi hendaknya tidak digunakan untuk menghilang­kan najis, lebih-lebih jika terdapat air lain.

Menurut Al Thabari, air zamzam haram digunakan untuk meng­hilangkan najis, meskipun bersuci dengannya itu sah. Menurut fukaha mazhab Maliki, air zamzam haram digunakan untuk bersuci, tidak boleh digunakan untuk memandikan jenazah atau menghilangkan najis. meskipun disunnahkan benvudhu dengannya.

Menurut tiikaha mazhab Syafii, disunnahkan benwudhu dan mandi besar dengan air zamzam. Menurut hikaha mazhab Hanbali, air zam­zam haram digunakan untuk menghilangkan najis—sebagaimana dise­butkan dalam sebuah riwayat dari Imam Ahmad ibn Hanbal.

 

Adapun pernyataan Al Fakihi mengenai prakrik para penduduk Makkah yang menggunakan air zamzam untuk memandikan jenazah-jenazah mereka setelah sebelumnya dimandikan dengan air biasa, sebenarnya dimaksudkan hanya untuk ber tabarruk (mencari berkah).

Dikisahkan bahwa Asma’ binti Abu Bakr Al Shiddlq juga memandikan anaknya, Abdullah ibn Al Zubayr, dengan air zamzam.

Pendapat manakah yang lebih kuat? Selagi masih ada air yang lain untuk bersuci, mengapa harus memakai air zam-zam? Masjidil Haram sendiri yang paling dekat dengan sumur zamzam justru memakai air biasa dalam penyediaan air wudlu' dan bersuci bagi jamaahnya.

Pemerintah Arab Saudi yang repot-repot mendatangkan air ledeng dari luar masjidil haram bukanlah disebabkan khawatir bahwa air Zamzam akan habis, karena mata air tersebut tidak akan pernah kering sampai Hari Kiamat tiba. Hal tersebut adalah untuk memuliakan air zamzam. Wallahu'alam

Sumber : Buku Induk Haji dan Umrah untuk Wanita, Oleh; Dr. Ablah Muhammad Alkahlawy

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement