Ahad 27 May 2018 06:48 WIB

Pengalaman Puasa Selama Lebih dari 20 Jam di Islandia

Umat Muslim di Islandia hanya punya waktu dua jam untuk berbuka dan sahur.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nur Aini
Berpuasa/Ilustrasi
Foto: AP PHOTO
Berpuasa/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, ISLANDIA -- Setiap bulan Ramadhan masyarakat muslim Indonesia harus berpuasa selama sekitar 12 jam. Pengalaman tersebut berbeda dengan muslim di belahan dunia utara, seperti Islandia, yang harus berpuasa selama 22 jam.

Sebab, pada bulan Ramadhan tahun ini matahari bersinar lebih lama saat musim panas di negara tersebut. Matahari baru terbenam sekitar pukul 23.00 dan terbit pada pukul 04.00 waktu setempat. Karena waktu puasa yang panjang itu, mereka hanya memiliki waktu dua jam untuk berbuka, shalat tarawih, dan santap sahur.

Muslim di Islandia bernama Sulaiman menceritakan pengalamannya selama Ramadhan di sana. Pengalaman tersebut dirasakannya sejak ia pindah dari negara asalnya, Pakistan, ke Islandia lima tahun lalu.

Setelah menahan lapar dan dahaga selama 22 jam, Sulaiman hanya menyantap buah dan yoghurt untuk sahur. Kemudian ia tidak makan atau minum hingga saatnya berbuka. "Saya berpuasa selama 22 jam karena sesuai ajaran Islam kami harus berpuasa dari subuh hingga matahari terbenam," ujar Sulaiman kepada BBC.

Meski puasa yang dijalani sangat lama, Sulaiman mengaku tidak merasa berat untuk menjalankan ibadah puasa. Apalagi ia dikuatkan oleh imannya. "Karena saya mengimani, maka iman itu yang menguatkan saya. Amat mudah, malah ini sudah menjadi hal yang alami," kata Sulaiman.

Menurut Sulaiman, ia mulai terbiasa menjalaninya setelah beberapa hari. Menahan lapar dan dahaga dalam waktu lama menjadi bagian dari hidupnya.

Berpuasa selama 22 jam tidak membuat Sulaiman malas bekerja ataupun mengeluh. Dia tetap bekerja seperti biasa dan tidak meminta dispensasi apapun dari tempat kerjanya.

Di negara kecil di Eropa Utara ini terdapat sekitar 1.000 orang pemeluk agama Islam. Hampir seluruh warga muslim di Islandia merupakan pendatang. Meskipun secara teori mereka diharuskan berpuasa dari sebelum terbit matahari hingga matahari terbenam, namun tidak semuanya memilih berpuasa selama 22 jam seperti Sulaiman.

Salah satunya adalah Mansoor, seorang imam di sebuah komunitas warga Muslim di Reykjavik, ibu kota Islandia. Komunitas yang dipimpinnya memilih berpuasa selama 18 jam tidak sampai menunggu matahari terbenam pada pukul 23.00.

"Saat kami membaca beberapa ayat Al Quran terkait puasa, Allah mengatakan, Dia berkenan memberi kemudahan bagi manusia," kata Mansoor.

Mansoor menceritakan bahwa ia kerap mendengar kabar beberapa orang jatuh pingsan atau sakit akibat durasi puasa yang terlalu panjang. Untuk itu, mereka memilih berpuasa dengan waktu yang sama dengan negara- negara Eropa lainnya yang durasinya lebih singkat.

Umat Muslim Islandia lainnya yaitu Yakub, seorang pemilik sebuah restoran kebab di Reykjavik. Sepanjang bulan Ramadhan, Yakub tetap membuka warungnya, menjual makanan untuk pelanggannya. Sedangkan dia sendiri tetap menjalankan ibadah puasa.

"Saat Anda menjual makanan dan tidak makan, tentu saja rasa lapar itu ada. Namun, itu bukan alasan untuk menghentikan puasa. Jika Anda mengimani sesuatu, maka Anda akan menjalankan kewajiban Anda," ujar Yakub.

Tak jarang pada bulan Ramadhan, sekelompok umat Muslim berbuka bersama di sebuah masjid dan dilanjutkan dengan shalat tarawih. Usai shalat tarawih mereka kemudian bersiap untuk santap sahur sebelum kembali ke kediaman masing-masing.

Dua masjid di Ibu Kota Reykjavik sepakat untuk mengikuti jam terbit dan terbenamnya matahari di Islandia. Sementara beberapa masjid lain dan komunitas Muslim Islandia memilih menjalankan puasa dengan jadwal negara Eropa lain.

Direktur eksekutif Yayasan Islam Islandia Karim Askari mengatakan, salah satu masjid mengikuti jam puasa di Prancis. Kendati durasi berpuasa di sana panjang, tetapi Askari menilai cuaca yang dingin di Islandia membuat puasa tak seberat di negara Asia atau Timur Tengah. "Di udara panas puasa jauh lebih sulit. Sementara di negara dengan cuaca dingin lebih mudah melewati hari," kata Askari.

Selain Islandia, umat Muslim di beberapa negara Eropa Utara lainnya seperti Finlandia, Greenland, Norwegia, dan Swedia juga menjalankan ibadah puasa dalam durasi cukup panjang yaitu sekitar 19 jam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement