Kamis 26 Apr 2018 14:44 WIB

Muslimah Shalat Tarawih Berjamaah Meningkat di Hyderabad

Sebelumnya, Muslimah melakukan tarawih di rumah karena tidak ada tempat yang sesuai.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah
Ilustrasi shalat tarawih. (Republika/Darmawan)
Foto: Republika/Darmawan
Ilustrasi shalat tarawih. (Republika/Darmawan)

REPUBLIKA.CO.ID, HYDERABAD -- Jumlah wanita Muslim yang ingin melaksanakan shalat tarawih berjamaah selama bulan suci Ramadhan meningkat di Hyderabad, India. Menurut para ulama dan kepala lembaga keagamaan setempat, tren tersebut telah meningkat selama beberapa tahun terakhir.

Mayoritas ulama mengatakan Muslimah yang ingin melaksanakan shalat Tarawih berjamaah diperbolehkan. Namun, mereka menegaskan Muslimah harus melaksanakan tarawih di bagian terpisah di masjid dan seorang imam laki-laki harus memimpin shalat.

Rektor Jamiat ul Mominath (lembaga keagamaan di kota tua Hyderabad), Mufti Mastan Ali, mengatakan sebelumnya para wanita melaksanakan tarawih di rumah karena tidak ada tempat yang sesuai untuk mereka melaksanakan shalat di luar.

"Beberapa biasanya menggunakan tempat di masjid besar seperti di Masjid Makkah di mana perempuan memiliki tempat terpisah," kata Mufti Mastan Ali, dilansir di Deccan Chronicle, Kamis (26/4).

Ia mengatakan, skenario berubah dengan cepat. Sekitar 3.000 wanita yang memenuhi syarat huffaaz (orang yang telah menghafal Alquran) akan datang untuk melaksanakan shalat tarawih. Secara bersamaan, sejumlah organisasi keagamaan lokal dan individu biasanya mengatur tempat, di mana para wanita dapat menjalankan shalat tarawih. Kelompok-kelompok tersebut menyewa bangunan sekolah atau ruang-ruang serbaguna untuk melaksanakan shalat berjamaah bagi wanita.

"Sekitar 1.500 pelajar akan pergi ke lingkungan tetangga yang berbeda di bulan Ramadhan untuk memimpin shalat tarawih," tambahnya.

Ayesha Khanam, seorang penduduk Kota Tua tersebut mengatakan ada keyakinan mereka yang melaksanakan shalat berjamaah akan mendapatkan lebih banyak pahala. Karena itu, sejumlah wanita yang bekerja dan ibu rumah tangga pergi ke tempat-tempat di mana shalat berjamaah diadakan.

"Dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, shalat diadakan di banyak tempat di daerah yang didominasi Muslim," kata Khanam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement