Rabu 25 Apr 2018 14:35 WIB

Dar Al-Ifta Luncurkan Dewan Minoritas Muslim

Dewan ini juga bertujuan untuk menghilangkan setiap kesalahpahaman terhadap agama.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Agus Yulianto
Muslim Mesir di Kota Kairo (Ilustrasi)
Foto: AP
Muslim Mesir di Kota Kairo (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Departemen Observatorium Dar Al-Ifta Mesir meluncurkan Dewan Minoritas Muslim. Dewan dunia tersebut mengkhususkan diri dalam memecahkan masalah dan menyatukan minoritas Muslim di seluruh dunia. 

 

Dilansir di Egypt Independent, Rabu (25/4), langkah untuk menciptakan dewan tersebut datang pada saat minoritas Muslim di luar negeri menghadapi kesulitan, terutama dengan munculnya Islamofobia. Markas Besar Dewan Internasional Minoritas Muslim sendiri akan berlokasi di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Konferensi Dewan Minoritas Muslim Dunia tersebut akan berlangsung di Abu Dhabi pada 8 dan 9 Mei mendatang, di mana dewan akan bersidang termasuk perwakilan Muslim dari seluruh dunia.

 

 

Wakil presiden Dewan Internasional Minoritas Muslim, Mohamed Rl-Bashary, mengatakan, konferensi ini akan membahas rincian terkait entitas dan peran dari masa depannya dewan tersebut. Dewan ini dibuat berdasarkan permintaan dari sejumlah minoritas Muslim. 

 

Dengan keberadaannya, dewan tersebut akan mendapat mandat yang bertujuan untuk mengonkretkan praktik minoritas Muslim di seluruh dunia. Di samping menciptakan piagam internasional tentang hak dan kebebasan praktik bagi minoritas Muslim.

 

Sementara itu, Dewan Minoritas Muslim yang dibentuk departemen observatorium Dar Al Ifta juga bertujuan untuk memerangi Islamofobia dengan menemukan langkah-langkah yang kreatif untuk menyampaikan pesan Islam ke berbagai kelompok. Hal itu dilakukan melalui saluran media yang berbeda. 

 

Selain itu, dewan ini juga bertujuan untuk menghilangkan setiap kesalahpahaman terhadap agama. Tidak hanya itu, departemen observatorium juga akan mencoba untuk merangkul pengambil keputusan di berbagai entitas guna menciptakan saluran komunikasi. Dengan harapan, hal itu dapat mengubah cara mereka memandang Islam dan bahkan mendorong mereka untuk membantu umat Islam di seluruh dunia.

 

Kebencian terhadap Muslim mengalami peningkatan tajam setelah serangan 11 September 2001 terhadap World Trade Center di New York, Amerika Serikat. Setelah pecahnya perang Suriah satu dekade kemudian, yang disertai dengan munculnya kelompok teror negara Islam dan aliran pengungsi ke Eropa, islamofobia menyebar lebih jauh. Sikap anti-Islam itu dapat diekspresikan baik melalui diskriminasi pada pekerjaan dan sektor perumahan, maupun dengan cara yang lebih langsung seperti penggunaan kekerasan verbal dan fisik terhadap Muslim.

 

Dar Al-Iftaa adalah sebuah institusi di Mesir yang dibentuk untuk mewakili Islam. Lembaga ini telah menjadi suar bagi umat Islam tidak hanya di Mesir, tetapi juga di seluruh dunia. Dengan adanya institusi tersebut, Muslim kontemporer tetap berhubungan dengan basis agama mereka. Lembaga tersebut juga mencoba untuk menyesuaikan Islam dengan kehidupan kontemporer. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement