Selasa 24 Apr 2018 22:09 WIB

Muslim Prancis Anggap Surat Terbuka Ini Menyerang Islam

Sejumlah ayat Alquran dinilai mengandung anti-Semitisme diminta dihapus.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ani Nursalikah
Alquran/Ilustrasi
Alquran/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Sebuah seruan agar ayat-ayat tertentu dalam Alquran dihapus memicu kemarahan umat Islam di Prancis. Seruan penghapusan itu dengan alasan meningkatnya ideologi anti-Semitisme.

Komunitas Muslim mengatakan agama mereka "diadili" secara tidak adil. Surat terbuka yang diterbitkan di surat kabar Parisien, Ahad (22/4), menyalahkan radikalisasi Islam atas insiden yang diklaim sebagai pembersihan etnis Yahudi di satu wilayah Paris.

Insiden tersebut memaksa keluarga Yahudi pindah. Pada AFP, seperti dilansir di France 24, para pemimpin Muslim mengakui anti-Semitisme adalah masalah di Prancis.

Tetapi mereka menuduh hampir 300 orang yang memberikan suaranya sepakat diskriminasi dihadapi semua agama minoritas. "Satu-satunya hal yang dapat kita sepakati adalah kita semua harus bersatu melawan anti-Semitisme," kata Ketua kelompok French Council of the Faith Muslim, Ahmet Ogras.

Kepala Masjid Agung Paris Dalil Boubakeur mengatakan seruan penghapusan ayat itu tidak adil dan tidak bisa diterima. "Menundukkan Muslim Prancis dan Islam Prancis ke pengadilan yang tidak bisa dipercaya dan tidak adil," katanya.

Menurut dia, ini berisiko mengadu domba agama satu dengan agama lain. Seruan tersebut meminta ayat-ayat Alquran terkait dengan pembunuhan dan hukuman orang Yahudi, Kristen dan kafir dihapus. Alasannya, ayat tersebut sudah usang.

Imam Masjid Agung di kota selatan Bordeaux, Tareq Oubrou, menegaskan Islam bukanlah satu-satunya agama yang teks sucinya dinilai kuno dan mengandung bagian-bagian yang tidak sesuai dengan waktu. "Sejumlah teks suci mengandung kekerasan, bahkan Injil," kata Oubrou.

Ia menambahkan para penandatangan dalam surat terbuka, yang juga termasuk di dalamnya, seperti aktor Gerard Depardieu, telah salah menafsirkan Alquran. Surat itu mengatakan sejak 2006, 11 orang Yahudi telah dibunuh dan beberapa disiksa kelompok Islam radikal karena mereka Yahudi. Serangan terakhir mengguncang Prancis bulan lalu ketika dua pelaku menikam seorang wanita Yahudi berusia 85 tahun 11 kali sebelum membakar tubuhnya.

Kejahatan ini dikategorikan sebagai kejahatan anti-Semit. Secara resmi, jumlah kejahatan anti-Semit telah menurun di Prancis pada 2017. Ini penurunan untuk tahun ketiga, menurut kementerian dalam negeri. Pada 2017 kejahatan tersebut turun tujuh persen.

Tetapi orang Yahudi adalah target sekitar sepertiga dari kejahatan kebencian yang tercatat di Prancis meskipun hanya sekitar 0,7 persen dari populasi. Komunitas Yahudi di Prancis adalah yang terbesar di Eropa, tetapi telah dilanda gelombang emigrasi ke Israel dalam dua dekade terakhir, sebagian karena anti-Semitisme di lingkungan imigran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement