Senin 23 Apr 2018 18:00 WIB

Nyandwi, Bukti Bangkitnya Syiar Islam di Burundi

Dia telah mampu menghafal kitab suci Alquran dalam usia sangat belia.

Alquran
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Alquran

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada kemauan pasti ada jalan. Kata pepatah ini agaknya sangat pas untuk menggambarkan sosok bocah asal Burundi. Di tengah keterbatasan, Nyandwi Majaliwa, nama sang bocah, berhasil meraih cita-citanya. Dia telah mampu menghafal kitab suci Alquran dalam usia sangat belia.

Prestasinya sungguh membanggakan, bahkan mendapat liputan luas dari beberapa media lokal dan internasional. Dalam laporannya, gulfnews menyebut Nyandwi juga mahir berbahasa Arab. Dia membuktikan mampu mewujudkan impiannya di saat orang lain di negaranya menganggap tidak mungkin dilakukan, papar gulfnews.

Burundi, negara kecil di Afrika Timur, termasuk negara termiskin di dunia. Sumber daya alam minim, sistem hukum yang lemah, dan rendahnya kualitas pendidikan, makin menambah getir permasalahan yang dihadapi.

Kondisi serbasulit juga dialami keluarga Nyandwi. Ayahnya hanya seorang pedagang kecil, mereka hidup seadanya. Akan tetapi, kemiskinan nyatanya tak menghalangi tekad Nyandwi untuk bisa berprestasi.

Setiap bakda Maghrib, dia tak lepas mengamati ibundanya sedang bertadarus Alquran. Lama kelamaan, timbul keinginan untuk bisa membaca kitab suci umat Muslim itu, bahkan lebih jauh, ingin bisa menghafalnya.

Di usia 10 tahun, Nyandwi semakin intensif mempelajari dan menghafal Alquran. Sang ibu melihat minat dan keinginan besar dari putranya tersebut dan memberikan dukungan penuh. Melalui seorang guru agama, dia belajar bahasa Arab sekaligus menghafal Alquran.

Bukan perkara mudah belajar bahasa Arab bagi seseorang yang hidup dalam lingkungan berbahasa Prancis, Kirundi, maupun Swahili. Namun, hanya butuh waktu tiga tahun bagi Nyandwi untuk menuntaskan pelajarannya.

Kerja keras dan kemauan kuat menjadi kunci sukses keberhasilannya. Setiap bakda Subuh, dia menghabiskan waktu dua jam untuk menghafal Alquran. Kemudian, dia pergi ke sekolah sampai sore. Petang hari seusai shalat Maghrib, hafalan pagi hari diulang kembali supaya lancar.

Walau belum genap 17 tahun, segenap penduduk desa sudah menaruh hormat pada Nyandwi karena kemampuannya tersebut. Tak hanya menghafal Alquran, tapi dia juga mampu berbicara bahasa Arab dengan lancar.

Namanya semakin dikenal luas hingga ke tingkat nasional. Prestasinya dihargai. Dia pernah mewakili negaranya pada gelaran Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) tahun 2008 atas rekomendasi organisasi Islamic Union Federation of Burundi.

Selain itu, Nyandwi juga memiliki semangat membaca yang besar. Membaca berita-berita internasional serta politik merupakan kegemarannya. Demikian pula, karya-karya para cendekiawan Muslim terkemuka sangat menarik perhatiannya.

Apa yang telah ditorehkan Nyandwi Majaliwa mendapat apresiasi dari segenap komunitas Muslim di negaranya. Mereka mengharapkan Nyandwi tidak mengendurkan semangat, terus berprestasi, sehingga memotivasi kalangan generasi seusianya agar terus menggapai mimpi.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement