Rabu 18 Apr 2018 15:04 WIB

Masjid Cologne, Simbol Keterbukaan Muslim Jerman

Muslim Jerman menerima masukan agar membuat masjid yang mengadopsi bangunan modern.

 Bangunan masjid di Cologne ini dapat menampung sekitar 2.000 orang jamaah secara bersamaan. Angka ini merupakan yang terbesar di Jerman. Memang, sejak awal desainnya, masjid ini bakal menjadi masjid terbesar di Jerman. Dan ke depannya, kompleks masjid juga akan menyediakan ruang komersial seluas 2.455 meter persegi.
Foto: EPA/Hening Keiser
Bangunan masjid di Cologne ini dapat menampung sekitar 2.000 orang jamaah secara bersamaan. Angka ini merupakan yang terbesar di Jerman. Memang, sejak awal desainnya, masjid ini bakal menjadi masjid terbesar di Jerman. Dan ke depannya, kompleks masjid juga akan menyediakan ruang komersial seluas 2.455 meter persegi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berbeda dengan kebanyakan bangunan masjid di negara-negara lain yang mengadopsi gaya tradisional, bangunan Masjid Cologne justru menerobos pakem-pakem yang selama ini banyak digunakan dalam arsitektur bangunan tempat ibadah umat Islam. Hal ini terlihat pada bagian kubah masjid yang tidak berbentuk separuh bola ataupun berbentuk kerucut (makhrut), setengah oval (al-ihliji), silinder (ustuwani), dan berbentuk bawang lancip ke atas.

Bila umumnya kubah masjid berbentuk setengah lingkaran, kubah pada bangunan Masjid Cologne lebih mengedepankan gaya arsitektur di era modern, yakni bentuk kubah geodesi. Kubah ini berbentuk hemister dan menggunakan kekisi sebagai rangka, sehingga menjadikannya lebih ringan. Perkembangan teknologi juga memungkinkan penggunaan cermin dan plastik sebagai padatan pada desain kubah.

Kubah dengan tinggi mencapai 35 meter ini dibuat seperti bola dunia yang transparan, sehingga bagian dalam masjid bisa terlihat dari luar. Bangunan masjid ini juga dilengkapi dengan dua buah menara setinggi 55 meter. Sementara eksterior bangunan utama, bangunan pendukung, dan menara masjid didominasi warna putih.

Kendati Masjid Cologne memiliki dua buah menara yang mengapit bangunan utama, berdasarkan hasil kesepakatan antara pihak Turkish-Islamic Union for Religius Affairs dan warga non-Muslim setempat, suara azan tidak akan diperdengarkan melalui menara masjid. Hal ini menunjukkan sikap toleransi yang sangat baik di antara warga Jerman.

Ketinggian menara masjid juga merupakan salah satu hasil kesepakatan bersama seluruh warga Kota Cologne yang menghendaki agar ketinggiannya sama seperti bangunan di lingkungan sekitarnya.

Simbol keterbukaan

Penggunaan desain yang lebih modern ini, juga dilandaskan pada keinginan mayoritas masyarakat non-Muslim Cologne yang menghendaki agar bangunan masjid yang akan didirikan di kota tersebut tidak seperti bangunan masjid pada umumnya yang mengadopsi gaya arsitektur tradisional.

'

'Bagi mayoritas orang Jerman, masjid terlihat seperti bangunan-bangunan eksotis dan menara-menaranya adalah simbol kekuasaan,'' kata Wakil Presiden Jewish Central Council, Salomon Korn, dalam wawancara dengan surat kabar Frankfurter Rundschau.

Sementara menurut surat kabar Die Zeit, bentuk kubah masjid seperti bola dunia merupakan simbol keterbukaan Islam pada dunia. Tetapi, Necla Kelek, seorang sosiolog terkenal dan kritikus Islam di Jerman, mengungkapkan, penafsiran berbeda.

''Bola dunia adalah symbol penaklukan, orang akan melihat menara dan kubah itu sebagai ambisi seorang Muslim untuk mendominasi dunia,'' kata Kelek yang sebenarnya berasal dari keluarga Muslim ortodoks di Turki.

sumber : Islam Digest Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement