Senin 16 Apr 2018 10:45 WIB

Di Bangladesh, Pemerasan Polisi Bikin Harga Barang Melambung

Pemerintah Bangladesh mengatakan tidak akan menoleransi para pemeras.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Ani Nursalikah
Menteri Dalam Negeri Bangladesh Asaduzzaman Khan Kamal saat diskusi dengan Kamar Dagang dan Industri Dhaka (DCCI), Ahad (15/4).
Foto: Dhaka Tribune
Menteri Dalam Negeri Bangladesh Asaduzzaman Khan Kamal saat diskusi dengan Kamar Dagang dan Industri Dhaka (DCCI), Ahad (15/4).

REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Menteri Dalam Negeri Bangladesh Asaduzzaman Khan Kamal mengatakan pemerintah akan memberantas korupsi dan pemerasan, termasuk yang dilakukan polisi. Ia menambahkan, apabila seorang anggota polisi dinyatakan bersalah terkait kejahatan tersebut, pemerintah akan langsung mengambil langkah tegas.

Hal tersebut diungkapkan Kamal pada diskusi tentang harga komoditas penting dan situasi hukum dan ketertiban selama Ramadhan. Diskusi tersebut diselenggarakan oleh Kamar Dagang dan Industri Dhaka (DCCI).

Di dalam diskusi tersebut, beberapa pimpinan perdagangan mengatakan mereka seringkali diperas oleh sejumlah kelompok ketika memperdagangkan komoditas penting selama Ramadhan. Hal itu kemudian meningkatkan harga komoditas tersebut.

Menurut para pedagang tersebut, beberapa yang melakukan pemerasan adalah anggota kepolisian. Terkait hal tersebut, Kamal pun mengungkapkan pemerintah tidak memberikan toleransi pada siapa pun yang melakukan pemerasan.

"Pemerintah tidak akan memberikan toleransi apa pun kepada para pemeras, baik itu petugas polisi maupun warga sipil," kata Kamal, dilansir di Dhaka Tribune, Senin (16/4).

Presiden DCCI Abul Kasem Khan mengatakan berdasarkan Korporasi Perdagangan Bangladesh (TCB), harga komoditas penting meningkat 17,51 persen antara April dan Mei 2017 lalu, masa sebelum Ramadhan. Alasan dibalik kenaikan harga tersebut adalah kurangnya pengawasan pada sektor distribusi, kemacetan lalu lintas yang berlebihan, dan peningkatan biaya transportasi.

Lebih lanjut, ia mengatakan pada tahun ini rata-rata inflasi yang terjadi adalah 5,82 persen, sedangkan inflasi makanan sudah mencapai 7,13 persen. Apabila pemerintah mengurangi tarif dari komoditas esensial, menangani maraknya pemerasan dan menemukan cara menangani kemacetan, maka Khan percaya harga barang dapat menurun.

Kamal meminta seluruh pengemudi kendaraan yang membawa barang mematuhi peraturan lalu lintas dan keselamatan jalan. Dia juga mengatakan, para pengemudi harus membawa dokumen yang sah dan terbaru, serta tidak membebani kendaraan mereka dengan barang berlebihan.

"Perkembangan negara kita tergantung pada Anda. Jujurlah mengelola bisnis, khususnya selama bulan suci Ramadhan. Kalau ada yang melihat anggota polisi melanggar aturan, jangan ragu melaporkan mereka. Pemerintah akan mengurus hal tersebut," kata Kamal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement