Senin 02 Apr 2018 13:09 WIB

Ulama Palestina: Tiga Perempat Al-Aqsha Dibangun Ottoman

Al-Aqsha adalah masalah yang menyangkut seluruh komunitas Muslim.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah
Polisi Israel berjaga di luar kompleks Masjid Al Aqsha di Kota Tua Yerusalem.
Foto: AP
Polisi Israel berjaga di luar kompleks Masjid Al Aqsha di Kota Tua Yerusalem.

REPUBLIKA.CO.ID, PALESTINA -- Seorang ulama Palestina mengatakan tiga perempat Masjid Al-Aqsha di Yerusalem dibangun Kekaisaran Ottoman. Kepala Dewan Cendekiawan Palestina di Luar Negeri Nawaf Takruri mengatakan Turki memperlakukan masalah Al-Aqsha dengan lebih berhati-hati daripada negara lain.

Ia mengungkapkan hal itu pada pertemuan di Istanbul dengan para cendekiawan dan akademisi dari Turki, Palestina, dan beberapa negara lain. "Al-Aqsha adalah masalah yang menyangkut seluruh komunitas Muslim. Hari ini kita melihat Turki memimpin komunitas ini," kata Takruri pada acara pertemuan Sabtu (31/3) lalu di Istanbul, Turki, dilansir di World Bulletin, Senin (2/4).

Ia mengatakan, negara bagian Rakhine di Myanmar, Turkistan di Asia Tengah, dan Palestina adalah permasalahan bersama umat Muslim. Menurutnya, bagian depan mungkin berbeda. Namun, ia menyerukan mereka semua bersatu.

"Tak satu pun dari permasalahan ini terputus dari yang lain. Musuh ingin kita terpecah dan berpisah," tambahnya.

 

Masjid Al-Aqsha adalah situs ketiga tersuci bagi umat Islam di seluruh dunia. Upaya Israel membatasi akses ke Al-Aqsha telah menjadi pusat perhatian dalam perjuangan Palestina untuk mendapatkan hak-hak mereka di bawah pendudukan Israel. Sementara itu, Turki telah meminta pemerintah Israel menghormati kesucian dan sejarah Al-Aqsha.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement