Jumat 16 Mar 2018 09:28 WIB

Perempuan Ditahan karena Ajak Anak Kampanyekan Anti-Islam

Aksi kampanye anti-Islam disiarkan secara live oleh pelaku di akun Facebook.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Dwi Murdaningsih
Demo anti Islam di Inggris, ilustrasi
Demo anti Islam di Inggris, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PHOENIX -- Dua orang perempuan ditangkap karena melakukan aksi anti-Islam di sebuah masjid di daerah Tempe, Phoenix, Amerika Serikat. Aksi tersebut disiarkan secara live oleh pelaku di akun Facebook-nya.

Pelaku membawa serta tiga orang anak dan mengajari mereka untuk melakukan aksi membenci Islam. Mereka ditangkap pada Kamis (15/3) oleh kepolisian area Tempe dan dibawa ke tahanan kota sekitar pukul tiga sore.

Penangkapan dilakukan setelah Pusat Komunitas Islam melaporkan video live tersebut pekan lalu. Pejabat lembaga, Ahmad Alakoum, mengatakan ingin membawanya sebagai kasus kejahatan kebencian.

"Dari video, menurut saya ini terlihat sebagai ujaran dan kejahatan kebencian," kata Alakoum, dilansir AP.

Tampak pelaku mencoret bangunan dan merusak properti di masjid. Juru bicara Kepolisian Tempe, Lily Duran, mengatakan, dua pelaku diidentifikasi sebagai Tahnee Gonzales dan Elizabeth Dauenhauer.

"Keduanya dijebloskan ke Penjara Kota Tempe karena dugaan kejahatan tingkat tiga, memasuki Pusat Komunitas Islam Tempe dan merusak berbagai hal," katanya.

Duran menambahkan, jika terbukti bersalah maka keduanya kemungkinan diganjar hukuman lebih berat karena berujung pada kejahatan kebencian. Video live kedua pelaku yang berdurasi 20 menit disimpan sebagai bukti.

Video ini direkam oleh salah satu pelaku. Mereka tampak masuk ke wilayah masjid bersama tiga orang anak. Di pintu gerbang masjid tampak tanda dilarang menerobos dan senjata api.

Satu perempuan terdengar meminta salah seorang anak untuk mengambil pistol di mobil. Mereka kemudian masuk dan mulai mencopot poster, brosur, pamflet, dan pajangan lainnya di kompleks masjid.

Mereka terdengar mengeluarkan ujaran-ujaran membenci Islam dan Muslim. Mereka menyebut Muslim sebagai penyembah setan yang benci Amerika. Video tersebut menyebar viral.

Pelaku Gonzales tidak merespons permintaan komentar, sedangkan nomor ponsel Dauenhauer juga tidak bisa dihubungi. Alakoum mengaku sangat sedih melihat aksi ini.

"Saya sangat terganggu dan sedih melihat anak-anak itu diseret ibu mereka dan diberi contoh langsung tentang kebencian," kata dia. Video ini mendapat banyak kecaman tak hanya dari komunitas Muslim, tetapi juga non-Muslim di seluruh AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement