Selasa 27 Feb 2018 04:07 WIB

Ilmuwan Muslim Serukan Pemberontakan Lawan AS

keputusan AS memindahkan kedutaannya dianggap deklarasi perang

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Esthi Maharani
Yerusalem
Foto: RNW
Yerusalem

REPUBLIKA.CO.ID, Sebuah organisasi internasional cendekiawan Muslim yang berkantor pusat di Qatar menyerukan pemberontakan publik dan resmi terhadap keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk memindahkan kedutaannya dari Tel Aviv ke Yerusalem pada Mei.

 

"Kami menyerukan sebuah pemberontakan Palestina, Arab dan Islam melawan agresi Amerika ini," kata Sekretaris Jenderal Persatuan Ahli Ulama Internasional (IUMS) Ali al-Qaradaghi dilansir dari Press TV, Ahad (25/2).

 

Ia beranggapan Yerusalem al-Quds adalah bangsa milik Muslim. Sehingga, meninggalkannya atau mengubah identitasnya akan menjadi aib. Qaradaghi menggambarkan keputusan AS memindahkan kedutaannya dari Tel Aviv ke Yerusalem al-Quds sebagai deklarasi perang terhadap umat Islam dan sebuah langkah melegitimasi pendudukan yang tidak sah.

 

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Heather Nauert mengatakan Washington DC berencana membuka kedutaan besarnya di Yerusalem al-Quds pada Mei mendatang.

 

Wilayah Palestina yang diduduki, menyaksikan gelombang ketegangan baru sejak Trump mengumumkan keputusannya mengakui Yerusalem al-Quds sebagai ibu kota Israel pada 6 Desember lalu. Perubahan dramatis dalam kebijakan Washington DC terhadap kota tersebut memicu demonstrasi di wilayah Palestina yang diduduki, Iran, Turki, Mesir, Yordania, Tunisia, Aljazair, Irak, Maroko dan negara-negara Muslim lainnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement