Selasa 20 Feb 2018 16:46 WIB

Warisan Tatar di Finlandia

Suku Tatar dari Baltik tiba di Finlandia sebagai pedagang dan prajurit di Abad 19.

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Agung Sasongko
Orang-orang Muslim Tatar di Kazan Rusia.
Orang-orang Muslim Tatar di Kazan Rusia.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Islam merupakan agama minoritas di Finlandia. Kaum Muslim pertama di salah satu negara Skandinavia itu adalah Tatar yang berimigrasi pada 1870 dan 1920. Setelah kurun waktu, hanya sedikit sekali jumlah orang yang berimigrasi ke Finlandia.

Sejak akhir abad ke-20, jumlah Muslim di Finlandia terus meningkat, terutama karena imigrasi. Saat ini, terdapat puluhan komunitas Muslim di Finlandia. Ada juga komunitas Muslim yang merupakan penduduk asli Finlandia. Jumlah Muslim sekitar 50-60 ribu jiwa dengan populasi penduduk lebih dari lima juta jiwa.

photo
Muslim di Finlandia.

Suku Tatar dari Baltik tiba di Finlandia sebagai pedagang dan prajurit pada akhir abad ke-19. Asosiasi Islam Finlandia adalah komunitas Islam independen tertua yang didirikan pada 1925.

Dalam praktiknya, organisasi ini hanya menerima anggota yang memiliki keturunan Tatar atau Turki yang jumlahnya sekitar 700 orang. Komunitas itu mempunyai masjid di Helsinki, Tampere, dan Lahti.

 

Pada Maret 2011, masyarakat Islam Finlandia meminta pemerintah menyediakan pendidikan setingkat perguruan tinggi bagi para imam. Terdapat sekitar 50 imam di Finlandia. Mereka tersebar di masjid dan tempat ibadah. Latar belakang pendidikan para imam ini bervariasi. Sebagian besar pendidikan ditempuh di dalam komunitas atau di tanah kelahiran mereka.

Satu-satunya bangunan yang ditetapkan sebagai masjid di Finlandia berada di Jarvenpaa. Kebanyakan masjid menggunakan berbagai bahasa pengantar. Bahasa yang lazim digunakan adalah bahasa Inggris dan Finlandia. Namun, kegiatan ibadah dilakukan dengan menggunakan bahasa Arab.

photo
Muslimah Finlandia.

Masjid Jarvenpaa berdiri sejak 1940-an. Masjid ini bisa dibilang sebagai satu-satunya bangunan yang layak disebut masjid dan memang dibangun sebagai sebuah masjid. Bangunan yang dibingkai dengan kayu tersebut juga memiliki menara. Namun, seperti di kebanyakan negara, yakni Muslim adalah minoritas, azan dilarang untuk berkumandang.

Di Helsinki juga terdapat tujuh tempat ibadah yang diubah fungsinya menjadi masjid. Masjid-masjid ini, misalnya, menempati tempat yang dulunya adalah bank atau bioskop tua.  Masjid dan pusat kebudayaan pertama bagi Muslim Syiah didirikan di Helsinki tahun lalu. Peresmian Masjid Hazrat Fatemeh Zahra ini dihadiri banyak tokoh Islam, duta besar Iran, dan kepala kantor perdana menteri.

Masjid tersebut dibangun oleh Pusat Risalat Ahlu-Bayt (AS) yang merupakan bagian dari Dewan Risalat Ahlu-Bayt (AS). Organisasi ini memulai aktivitasnya sekitar 10 tahun lalu dan sekarang memiliki 1.000 anggota terdaftar. Kegiatan mereka, antara lain, menerbitkan majalah Salam dan sejauh ini telah menerbitkan empat buku dalam bahasa Finlandia. Organisasi itu juga sering mengadakan kegiatan budaya dengan gereja dan organisasi setempat.

photo
Sudut perpustakaan di masjid Finlandia

Jumlah imigran meningkat drastis pada awal 1990-an. Tidak butuh waktu lama bagi imigran ini untuk mendirikan masjid dan membentuk komunitasnya. Pemerintah Finlandia menyediakan berbagai fasilitas gratis bagi para imigran, mulai dari pendidikan, keamanan, dan kesehatan. Pemerintah juga menyediakan kursus bahasa Finlandia bagi imigran. Banyak pula imigran yang mencari suaka di negara tersebut.

Karena alasan itu pula banyak imigran, terutama dari Somalia, yang berbondong-bondong datang. Sebagian besar dari mereka bahkan tidak berpendidikan. Jumlah imigran dari Somalia pada 2010 dua kali lipat lebih banyak dari 2009. Diperkirakan lebih dari 1.000 warga asli Finlandia menjadi mualaf. Sebagian besar adalah perempuan yang diperistri laki-laki Muslim.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement