Senin 29 Jan 2018 11:04 WIB

Industri Halal Miliki Potensi Besar dari Non-Muslim Filipina

Halal adalah cara hidup. Itu berarti murni, sehat, dan aman.

Rep: umi nur fadhilah/ Red: Esthi Maharani
Muslim Filipina dalam sebuah acara. Ilustrasi
Foto: zamboangasouthwall
Muslim Filipina dalam sebuah acara. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,  Melihat potensi keuangan Islam dan industri halal di Filipina, para pebisnis tengah melihat bagaimana bisa mendapatkan sertifikasi halal untuk produknya. Halal secara harfiah berarti diperbolehkan atau ditentukan oleh Islam. Namun, itu juga menjadi standar kualitas bagi konsumen non-Muslim karena produk halal lebih sehat karena tidak mengandung alkohol dan babi atau produk yang berasal dari babi.

Pada 2018, Majelis Halal Sedunia Filipina (WHAP) mendapat sambutan antusias dari penggemar halal Muslim dan non-Muslim. Dalam kegiatan yang berlangsung pada 18-19 Januari, kedua kelompok keyakinan itu mendiskusikan berbagai aspek industri halal di FIlipina.

WHAP diselenggarakan oleh Departemen Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (DOST) di wilayah Soccsksargen (Wilayah 12) dengan tema Mengembangkan Merek Premium Halal Melalui Sains, Teknologi, dan Inovasi. Direktur DOTS Wilayah 12 Zenaida Hadji Raof Laidan memimpin majelis yang dihadiri pejabat pemerintah, duta besar, dan delegasi dari berbagai instansi.

"Halal adalah cara hidup. Itu berarti murni, sehat, dan aman," kata Laidan dikutip dari Philippine Daily Inquirer pada Senin (29/1),.

Dia menekankan peran sains dan teknologi di industri halal pada sebuah negara yang didominasi umat Kristen.

(Baca: Filipina Kembangkan Industri Halal)

Sekretaris Departemen Perdagangan dan Industy (DTI) memimpin Badan Pengembangan dan Promosi Ekspor Halal Filipina sebagaimana ditentukan dalam UU Pengembangan dan Promosi Ekspor Halal Filipina (Republic Act 10817) yang disahkan pada 2016.

Laidan mengatakan DTI mulai mempekerjakan orang-orang Muslim yang bisa lebih menavigasi melalui proses halal. Sebuah proyeksi dalam Laporan Ekonomi Islam Global menyebut sektor makanan dan minuman halal global mencapai 3 triliun dolar AS pada 2021. Berdasarkan laporan MasterCard dan situs perjalanan Muslim HalalTrip, pelancong milenium Muslim diperkirakan mewakili pasar senilai 100 miliar dolar AS pada 2025.

Asisten DTI Abdulgani Macatoman mengatakan DTI menargetkan mengekspor produk halal senilai 1,4 miliar dolar AS pada 2018. Ia menyakini implementasi RA 10817 meningkatkan ekspor halal.

Sekretaris DOST Fortunato de La Pea beranggapan produk halal meningkatkan kepercayaan konsumen. Saat ini, DOST memiliki jaringan OneLab yang terdiri dari laboratorium satu atap untuk pengujian, termasuk pengujian halal berbagai produk.

Layanan OneLab mencakup pembuatan asam lemak pada hewan dan tumbuhan, analisis DNA makanan dan produk olahan lainnya, analisis kadar gelatin susu dan produk susu, pengujian organisme hasil rekayasa genetika, analisis kandungan minuman beralkohol, deteksi kualitatif haram pada produk daging, dan deteksi lemak babi dalam produk yang dipanggang dan minyak nabati.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement