Jumat 19 Jan 2018 11:35 WIB
Dalam Perang Dunia I

Peran 400 Ribu Muslim Berjuang untuk Inggris, Terpinggirkan

Hanya dua persen orang Inggris yang menyadari kekuatan tentara Muslim yang berasal dari India (sekarang Pakistan), India, dan Bangladesh.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Agus Yulianto
Muslimah Inggris
Foto: thehuffingtonpost
Muslimah Inggris

REPUBLIKA.CO.ID,  Pemimpin sipil Muslim Inggris berharap, dapat memanfaatkan sedikit pengetahuan ihwal peran hampir setengah juta Muslim dalam perang dunia pertama di Inggris. Muslim berupaya membantu memperbaiki hubungan masyarakat selama konflik ratusan tahun.

Dilansir dari The Guardian, pengalaman sekitar 400 ribu tentara Muslim berjuang untuk Inggris adalah salah satu cerita yang jarang terdengar. Hanya dua persen orang yang menyadari kekuatan tentara Muslim yang berasal dari India (sekarang Pakistan), India, dan Bangladesh.

Survei ICM yang dikeluarkan The Thinktank British Future menyatakan tentara Muslim tewas bersama pasukan Inggris dalam perang dunia pertama. Mengedukasi narasi tentang Muslim ini dipandang sebagai cara melawan prasangka anti-Muslim. Sebab, mempelajari narasi tersebut juga menjadi upaya menangani keterasingan dan ekstremisme kekerasan di kalangan beberapa pemuda Muslim.

Saat menjabat sebagai Presiden Masyarakat Islam Inggris, Sughra Ahmed memandang perlu mengetahui kiprah tentara Muslim di Inggris. Sebab, menurut dia, justru banyak Muslim Inggris tidak tahu, ratusan ribu umat Islam bertugas di kedua perang dunia.

photo
Prajurit Muslim Inggris tengah melaksanakan shalat di tengah medan PD I

"Jadi ini adalah kesempatan bagi orang untuk belajar tentang hal itu, dan untuk memikirkan apa artinya bagi kita hari ini," kata Ahmed.

Munurut dia, literasi peran tentara Muslim juga baik bagi masyarakat Inggris. Dengan demikian, mereka menyadari Muslim memiliki sejarah panjang di Inggris.

"Saya pikir itu bisa membantu kita bersama-sama menghadapi tantangan integrasi yang kita hadapi di Inggris saat ini," ujar dia.

Sejarawan Jahan Mahmood menggambarkan, peristiwa itu sebagai museum pembunuhan dengan menggabungkan seragam Inggris, India, dan Jerman serta senjata yang digunakan.

"Saya ingin tidak hanya menyoroti kontribusi yang dibuat oleh komunitas etnis yang berbeda, tapi juga mempelajari lebih banyak cerita Muslim dan sejarah keluarga, termasuk mereka yang berjuang untuk melawan Inggris, atau menolak untuk berperang," tutur dia.

Menengok sejarah, saat ini ada narasi isolasionis dan ekstremis, sementara perang dunia lebih kontroversial karena melibatkan orang-orang Muslim yang saling terkait satu sama lain dan pembongkaran kekaisaran Ottoman.

Sebanyak 400 ribu Muslim merupakan sepertiga dari 1,3 juta Angkatan Darat India bergabung dengan 100 ribu orang Sikh, dan 800 ribu tentara Hindu. Namun ketika diminta untuk memperkirakan berapa banyak Muslim yang bertempur di pihak Inggris pada 1914, hanya dua persen dari mereka yang disurvei oleh British Future dengan benar menempatkan jumlahnya di antara 250 ribu hingga 500 ribu.

Penasihat agama Islam ke Kementerian Pertahanan Imam Asim Hafiz tak menampik, banyak masyarakat Inggris tak tahu, umat Islam telah berjuang untuk negara itu sejak perang dunia pertama. Pun saat ini tak sedikit Muslim yang bergabung dengan militer Inggris.

Ada komitmen tulus di tingkat paling atas untuk melihat angkatan bersenjata kita lebih mewakili negara yang kita layani saat ini, di setiap etnis dan kepercayaan, termasuk komunitas Muslim, ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement