Ahad 05 Jul 2015 11:25 WIB

Manusia Mahluk Paling Sempurna

Ustaz Erick Yusuf.
Foto: Dok Pri/ca
Ustaz Erick Yusuf.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Manusia adalah makhluk-Nya yang paling sempurna dan sebaik-baik ciptaan dibandingkan makhluk-makhluk-Nya yang lain. Kalimat ini mengawali tausyiah Ustaz Erik Yusuf saat menghadiri Tausyiah di Kantor XL Jl. Riau Bandung, akhir pekan lalu.

Ustaz yang sering disapa Kang Erick itu menjelaskan pembentukan seorang manusia. Ia mengatakan banyak ahli ilmu pengetahuan mendukung teori evolusi yang mengatakan bahwa manusia berasal dari makhluk yang mempunyai bentuk maupun kemampuan yang sederhana kemudian mengalami evolusi dan kemudian menjadi manusia seperti sekarang ini. Di lain pihak banyak ahli agama yang menentang adanya proses evolusi manusia tersebut.

Khususnya agama Islam yang meyakini bahwa manusia pertama adalah Nabi Adam a.s. disusul Siti Hawa dan kemudian keturunan-keturunannya hingga menjadi banyak seperti sekarang ini. Hal ini didasarkan pada berita-berita dan informasi-informasi yang terdapat pada kitab suci masing-masing agama yang mengatakan bahwa Adam adalah manusia pertama. Untuk itu dalam makalah ini akan dijelaskan bagaimana proses kejadian manusia menurut Aqur’an, hadist, maupun iptek.

Manusia dalam pandangan kebendaan (materialis) hanyalah merupakan sekepal tanah di bumi. Manusia dalam pandangan kaum materialism, tidak lebih dari kumpulan daging, darah, urat, tulang, urat-urat darah dan alat pencernaan. Akal dan pikiran dianggapnya barang benda, yang dihasilkan oleh otak. Pandangan ini menimbulkan kesan seolah-olah manusia ini makhluk yang rendah dan hina, sama dengan hewan yang hidupnya hanya untuk memenuhi keperluan dan kepuasan semata.

Dapat disimpulkan bahwa manusia dalam pandangan Antropologi terbentuk dari satu sel sederhana yang mengalami perubahan secara bertahap dengan waktu yang sangat lama (evolusi). Berdasarkan teori ini, manusia dan semua mahluk hidup di dunia ini berasal dari satu moyang yang sama. Nenek moyang manusia adalah kera. Teori Evolusi yang dikenalkan oleh Charles Darwin ini akhirnya meluas dan terus dipakai dalam antropologi.

Teori ini mempunyai kelemahan karena ada beberapa jenis tumbuhan dan hewan yang tidak mengalami evolusi dan tetap dalam keadaan seperti semula. Misalnya sejenis biawak/komodo yang telah ada sejak berjuta-juta tahun yang lalu dan hingga kini tetap ada. Jadi dapat kita katakan bahwa teori yang dianggap ilmiah itu ternyata tidak mutlak karena antara teori dengan kenyataan tidak dapat dibuktikan.

"Kita hidup di sunia hanya sementara, maka dari itu jadilah manusia yang berguna. Jadilah manusia yang beriman,ikhlas,mukhlis dan mutaqin," ujar kang erick yusuf.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement