Kamis 11 Oct 2012 14:36 WIB

Becanda Doa Apalagi Ayat Lebih dari Kualat

Berdoa (Ilustrasi)
Foto: REPUBLIKA
Berdoa (Ilustrasi)

Assalamu’alaikum Wr.Wb. Bismillaahirrahmaanirrahiim. Di bulan Ramadhan kemarin saya mendapatkan blackberry messenger (BBM) dari mbak Lenny salah seorang sahabat yang selalu membantu dakwah iHAQi di Jakarta.

Isinya tentang kekhawatiran beliau mengenai beredarnya plesetan-plesetan do’a dan pertanyaan tentang bagaimana Islam memandang ini secara hukumnya.

Astaghfirullah, Saya sendiri terkejut melihat contoh plesetan do’a yang beredar di sosial media. Saya pernah membaca dahulu salah satu becandaan dengan mengedepankan kata-kata “Barang siapa”, yang memang seringkali kita dengar dalam hadits-hadits Rasulullah SAW. Seperti hadits “Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka dosanya di masa lalu pasti diampuni”. (HR. Bukhari dan Muslim). Nah kata-kata barang siapa inilah yang dahulu sering diplesetkan menjadi guyonan yang menurut saya tidaklah pantas.

Namun kali ini jauh lebih buruk lagi dari contoh di atas. Saya pun tidak kuasa menuliskan contohnya disini. Tetapi agar ada sedikit bayangan untuk tujuan agar jangan sampai salah seorang dari kita merespons apalagi terseret menjadi bagian dari guyonan ini. Saya akan angkat sedikit saja. Judulnya “do’a minta THR” ; “…blabla (depannya saya edit), innizammanzulit, wainnibulanazzaib, mawufinzamfullus..blablabla”. Masya Allah cukup panjang dan mengutip nama Allah di depannya.

Na’udzubillah, innaa lillahi wa innaa ilaihi rooji’un. Betapa potensi energi kreatif yang dahsyat ini digunakan hanya untuk guyonan belaka yang niatnya mungkin hanya untuk mengundang tawa namun tanpa bimbingan walhasil mudhorot. Tapi sengaja atau tidak sengaja, sadar atau tidak sadar, tahu atau tidak tahu, mau atau tidak mau, suka tidak suka hal seperti ini termasuk ke dalam memperolok-olok ayat Allah SWT. Sebagaimana dalam surat An Nisaa ayat 140 dinyatakan: “Dan sungguh Allah telah menurunkan kepada kamu di dalam Al Qur’an bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian) tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam jahannam.”

Berturut-turut pula diterangkan dalam surat At Taubah: “Orang-orang munafik itu takut akan diturunkan terhadap mereka sesuatu surat yang menerangkan apa yang tersembunyi di dalam hati mereka. Katakanlah kepada mereka: "Teruskanlah ejekan-ejekanmu (terhadap Allah dan RasulNya)". Sesungguhnya Allah akan menyatakan apa yang kamu takuti.” (QS. At Taubah : 64)

“Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentu mereka akan menjawab: "Sesungguhnya kami hanyabersenda-gurau dan bermain-main saja". Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayatNya dan RasulNya, kamu selalu berolok-olok?" (QS. At Taubah : 65)

“Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. Jika Kami mema'afkan segolongan dari kamu (lantaran mereka taubat), niscaya Kami akan mengadzab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa.” (QS. At Taubah : 66)

Ayat ini menjelaskan sikap orang-orang munafik terhadap Allah, RasulNya dan kaum mukmin. Kebencian yang selama ini mereka pendam, terlahir dalam bentuk ejekan dan olok-olokan terhadap Allah dan RasulNya. Dahulu musuh-musuh Allahpun memelesetkan ucapan salam menjadi assaamu 'alaikum, yang artinya (semoga kematianlah atas kamu). Dan banyak lagi plesetan serta olok-olok seperti itu. Mereka tujukan ucapan itu kepada Rasulullah SAW.

Dalam istilah bahasa Arab dikenal kata Istihza', secara bahasa artinya sukhriyah, yaitu melecehkan. “Al huzu', adalah senda-gurau yang tersembunyi. Kadang-kala disebut juga senda-gurau atau kelakar." Dari penjelasan di atas, dapat kita ketahui makna istihzaa', yaitu pelecehan dan penghinaan dalam bentuk olok-olokan dan kelakar. Secara syar'i Istihza' adalah suatu bentuk pelecehan atau memperolok-olok agama. Barangsiapa yang memperolok Rasul-Nya, berarti ia telah memperolok Allah. Barang siapa yang memperolok ayat-ayat-Nya, berarti ia telah memperolok Rasul-Nya. Barang siapa yang memperolok sebagiannya maka ia telah memperolok seluruhnya.

Jika kita melihat judul di atas saya menuliskan “BECANDA DOA APALAGI AYAT LEBIH DARI KUALAT!”. Jika kita lihat arti kualat dalam kamus besar bahasa Indonesia yaitu; 1. Mendapat bencana (karena berbuat kurang baik kepada orang tua dsb); kena tulah; 2. Cak celaka; terkutuk. Melihat arti kata kualat dan pemahaman ayat-ayat di atas maka bisa kita sama-sama pahami bahwa ; dalam memperolok-olok agama musibah yang didapatakan lebih dari kualat.

Karena itu mulai sekarang mari hati-hati, segera bertaubat. Saya yakin tidak ada unsur kesengajaan di dalam prosesnya. Tapi setelah ini jauhi becandaan seperti itu. Jangan ikut-ikutan walaupun sekedar gaul. Mendingan dibilang ga gaul daripada becanda doa, apalagi ayat, ingat jangan mau kualat, mending segera taubat!

Tidaklah lebih baik dari yang berbicara ataupun yang mendengarkan, karena yang lebih baik di sisi ALLAH adalah yang mengamalkannya.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Erick Yusuf (pemrakarsa Training iHAQi – Integrated Human Quotient)        

http//www.ihaqishop.com 

twitter @erickyusuf – [email protected]

sumber : ihaqi
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement