REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kelima, akhlak kesabaran Rasulullah Saw dalam menghadapi berbagai tuduhan, fitnah bahkan upaya pembunuhan terhadap diri beliau. Perjuangan Rasulullah Saw di awali dengan perang urat syaraf, awalnya orang-orang Jahiliyah yang menentang Rasul menggunakan taktik psikologis dengan memadamkan semangat juang Rasul Saw dengan melemparkan bertubi-tubi ejekan (QS. Al Israa', 17 : 90-93).
Setelah ejekan-ejekan tidak berhasil, mereka melemparkan tuduhan palsu dengan menyebarkan desas-desus bahwa beliau adalah ahli nujum, gila, ahli syair dan tukang sihir (QS. Ath Thuur, 52 : 30-33).
Setelah semua gagal maka pendekatan mereka melalui wanita, harta dan tahta. Langkah ini pun tidak berhasil. Maka langkah pembunuhan diri Rasul Saw mulai mereka rancang, langkah ini pun gagal pula.
Allah SWT berfirman: “Dan (ingatlah) ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan tipu daya terhadapmu (Muhammad) untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka membuat tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Allah adalah sebaik-baik pembalas tipu daya” ( QS. Al Anfaal, 8 : 30)
Semoga akhlak-akhlak mulia yang dicontohkan Rasul SAW dapat kita teladani. Kita akan bisa selalu bersikap lemah-lembut dan berkasih-sayang sesama mu’min, sebaliknya mampu bersikap keras dan tegas terhadap orang-orang melanggar hak-hak Allah, tidak kompromi dan toleran terhadap orang-orang yang menistakan Agama dan menghina Allah dan Rasul-Nya.